Bogor Times – Wakil Rakyat asal Bogor Timur Achmad Fathoni menegaskan akan menyikapi masalah maraknya kasus penyakit Inspeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) sesuai dengan data Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor. Fathoni secara khusus menyoroti kasus ISPA di kawasan tambang kapur yang beroperasi di Kecamatan Klapanunggal.
“Persoalan ini akan saya jadikan sebagai bahan masukan untuk aparat terkait seperti Dinas Kesehatan, Dinas Lingkungan Hidup dan instansi terkait lainnya,” ucap Fathoni yang merupakan Anggota Komisi 3 DPRD Kabupaten Bogor, Selasa (4/4/2023).
Dia juga menyatakan, persoalan ini juga akan menjadi bahan pihaknya dalam melakukan evaluasi kegiatan pertambangan dan pengolahan limbah yang ada di Kabupaten Bogor, khususnya wilayah Timur. “Nanti saya coba komunikasikan dan koordinasi dinas terkait, baik di Kabupaten maupun Provinsi,” tutupnya.
Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, Adang Mulyana, sebelumnya menyatakan bahwa sejak tahun 2021 hingga 2022 kasus gejala Inspeksi Saluran Pernapasan Atas
(Ispa) di wilayah Kecamatan Klapanunggal mengalami kenaikan.
“Khusus di wilayah Klapanunggal terdeteksi menjadi wilayah dengan kasus Ispa yang cukup tinggi, bahkan di usia belita saja ada 2.442 kasus pada 2022 dan di 2021 ada 1.704 kasus. Hal ini menunjukan bahwa setiap tahun mengalami peningkatan kasus Ispa,” jelasnya.
Adang juga menambahkan, untuk kasus global di wilayah Klapanunggal yang terdapat lokasi tambang kapur dan batu andesit serta tempat pengolahan limbah B3, tercatat 8.164 kasus gejala Ispa di tahun 2022 dari semua umur.
“Tahun 2021 itu secara global kita telah menerima laporan kalau Klapanunggal ada 6.424 kasus dan ditahun 2022 meningkat menjadi 8.164 kasus yang terkena gejala Ispa dari usia belita hingga dewasa dan besar kemungkinan untuk usia pelajar juga terdeteksi,” tuturnya.
Dirinya juga menerangkan kasus tertinggi di wilayah Kecamatan Klapanunggal saat
Kabupaten Bogor mengalami musim kemarau, sehingga debu dari pertambangan tanah dan kawasan industri menjadi salah satu penyebab gejala Ispa masuk ke tubuh manusia.
“Maka dari itu kita minta terutama di lingkunan sekolah untuk mewajibkan para peserta didik menggunakan masker baik di dalam sekolah maupun luar sekolah, lalu menjaga pola makan, dan dari Puskesmas juga akan memberikan imunisasi untuk menjaga daya tubuh,” tukasnya. ****