Bogor Times - Setelah lama vakum bahkan cenderung “hilang” di telan bumu, Ranting NU Desa Limusnunggal Kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor kembali dihidupkan agar amaliyah-amaliyah aswaja an-nahdliyah terus memberi warna bagi warga Desa Limusnunggal.
Pilihan untuk menghidupkan jam’iyah menjadi pilihyan yang paling logis dan strategis, tentunya bukan untuk membesarkan NU, tetapi untuk merapatkan barisan agar jam’iyah ini semakin kokoh dalam memberikan warna bagi kehidupan beragama warga Desa Limusnungal.
Deklarasi RANU ( Ranting NU ) Limusnunggal, yang dilaksanakan pada 1 Desember 2021 di Masjid Baiturahman, Jalan Raya Narogong, Paangkalan 10, dihadiri oleh sekitar 87 jamaaf, baik para sesepuh desa, Kyai, Ajengan, ulama dan para asatidz yang ada di wilayah Desa Limusnunggal.
Dr Eko Setiobudi, yang terpilih sebagai Ketua Tanfidiyah RANU Limusnunggal, dalam sambutannya menjelaskan bahwa Visi dan Misi RANU Limusnunggal hanya satu, yakni bagaimana kehadiran NU di Desa Limusnunggal, mampu memberikan manfaat bagi warga.
Baca Juga: PMII Serius Kawal Dugaan Kasus Maling Uang Rakyat Program Sembako/BPNT
Sementara Ustad Deden Hidayat, S.Pd.I selaku Ketua Syuriah RANU Limusnunggal menjelaskan bahwa kita sebenarnya sudah cukup lama mendambakan keberadaan Ranting NU di Desa Limusnunggal. Dan alhamdulillah hari ini kita bisa mewujudkannya.
Hal serupa juga dikemukakan oleh Ustad Anung Maulana, yang namanya sempat tercatat sebagai Ketua Tanfidiyah RANU Limusnunggal. “Terbentuknya RANU Limusnunggal ini adalah sebuah mimpi yang terwujud menjadi kenyataan”, papar Ustad Anung yang sekaligus Wakil Syuriah RANU Limusnunggal.
Ustad Ibnu Zainudin selaku Sekretaris Tanfidiyah RANU Limusnunggal, lebih jauh memaparkan bahwa Visi dan Misi RANU agar bermanfaat bagi warga, sebagaimana hasil Rapat Kerja RANU Limusnunggal, kemudian diterjemahkan dalam beberapa program kegiatan utama bagi RANU Limusnunggal, yakni :
1.Istighosah dan Kajian Kitab Kuning sekaligus lailatul ij’tima’ yang kita lakukan seminggu sekali setiap haru Rabu malam Kamis. Pilihan untuk ber-istighosah, karena amaliyah-amaliyah aswaja an-nahdliyah lainnya seperti tahlil, Yasinan, Berjanjen (Pembacaan Kitab Al barjanji), peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dan lain sebagainya sudah banyak dilakukan oleh warga NU khususnya menjadikannya sebagai amaliyah rutinan di musholla, masjid dan majelis-majelis taklim yang tersebar di Desa Limusnunggal.
Sehingga RANU memilih untuk beramaliah dengan Istighosah sekaligus sebagai wahana untuk mengenalkan bahwa masih banyak amaliyah-amaliyah NU yang lainnya yang belum menjadi amaliyah rutinan.
Baca Juga: Awas, Penipuan Mengatas Namakan Aplikasi Pinjol
2.Pembagian beras secara rutin bulanan untuk anak yatim dan warga kurang mampu. Sumber beras adalah shodaqoh dari Pengurus RANU, yang kemudian kami salurkan kepada warga yang berhak, atas nama RANU Limusnunggal.
Hal ini menjadi bentuk kongkrit dan nyata bagaimana kehadiran RANU di Desa Limusnunggal ini bisa dirasakan manfaatnya bagi warga. Pada bulan Desember tahun 2021, RANU Limusnunggal sudah menyalurkan beras sebanyak 145 kantong yang beriri 2,5 KG setiap kantongnya. Dan pada bulan januari 2022 RANUI Limusnunggal menyalurkan sebanyak 122 Kantong beras.
3.Pembuatan Majalah atau Buletin Bulanan dalam bentuk e-paper. Pembuatan buletin ini adalah sebagai wahana untuk mengangkat profil Kyai/Ulama/Ustadz/Ajengan di lingkungan yang ada di Desa Limusnunggal, khususnya para Pengurus Syuriah RANU Limusnunggal. Konsep buletin dalam bentuk e-paper tentunya dengan harapan agar penyebarannya bisa massif dilakukan melalui WAG-WAG. Dengan demikian, ini menjadi wahana bagi kami untuk “mengangkat” dan mengsosialisasikan kyai/ulama kita sendiri. “kalau bukan Kita yang menghormati dan mengangkat derajat Ulama Kita Sendiri, lantas siapalagi “, tegas Ustad Ibnu Zainudin. Dan untuk Risalah edisi pertama, sudah diterbitkan oleh RANU Desa Limusnunggal per tanggal 6 Januari 2022.