Bogor Times,Kota Bogor-Sejumlah pedagang di Pasar Induk Teknik Umum ( TU ) Kemang, yang berada di Kelurahan Cibadak, Kecamatan Tanah Sareal mengeluhkan, wacana kenaikan tarif kebersihan yang awalnya hanya sebesar Rp 5000 kini menjadi Rp 10.000 ribu.
Kenaikan tarif yang "menggila" hingga 200 persen ini pun rencananya mulai diberlakukan pada Kamis 01 Oktober mendatang. Mendapat kabar tak mengenakkan, para pedagang pun "mengancam" akan melakukan aksi unjuk rasa (Unras).
Salah satu pedagang bernama Rahmat (35) mengaku, keberatan atas wacana PT Galvindo Ampuh untuk menaikkan tarif kebersihan. Musababnya, kata dia, keuntungan para pedagang pada masa pandemic ini, turun drastis.
Kata Rahmat, hingga saat ini, untuk satu nomor, dia masih membayar iuran sebesar Rp 5000 ribu. Sedangkan untuk dua nomor, Rahmat dipatok harus merogoh kocek sebesar Rp 10.000 ribu.
"Satu nomor adalah satu lapak. Jika dua nomor berarti dua lapak. Selain membayar karcis kebersihan, para pedagang juga harus membayar karcis listrik. Untuk pungutan listrik, setiap harinya, para pedagang juga dipungut sebesar Rp 4000 ribu,"tutur dia.
"Selain itu, biaya sewa lapak, di Pasar TU, juga sudah mahal. Biaya sewa lapak, itu berbeda-beda. Ada yang harian, bulanan, atau persemester (enam bulan, red) ada juga hitungan tahunan. Harganya juga berbeda-beda,"ujar Rahmat kepada Bogor Times Senin (28-09-2020)
Untuk, harga sewa lapak per harinya, bisa dimulai dari nominal angka Rp 100.000 hingga Rp 200.000 ribu. Namun, agar bisa menyewa lapak, tidak harus melalui kantor (PT Galvindo Ampuh, red) bisa juga langsung kepada para pedagang. Karena, lapak sudah jadi milik para pedagang.
Rahmat menjelaskan, untuk keuntungan, dari hasil usahanya, pada masa pandemic ini, anjlok. Tadinya, setiap dia pulang, bisa membawa "uang kotor" hingga Rp 500.000 ribu. Namun untuk saat ini, terkadang hanya membawa pulang uang sebesar Rp 50.000 ribu saja.