CITEUREUP, Bogor Times -PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. volume penjualan domestik (semen dan klinker) secara keseluruhan sebesar 8,0 juta ton pada Semester I/2021 meningkat 642 ribu ton atau +8,8 persen dari periode yang sama tahun lalu yang menetapkan pangsa pasar Perseroan menjadi 25,6 persen untuk Semester I 2021.
Tingkat volume penjualan Perseroan yang berada di luar Jawa mengalami pertumbuhan sebesar +10,6% (pangsa pasar 15,7%) lebih tinggi dari pertumbuhan di Jawa sebesar +3,0% (pangsa pasar 34,3%).
Peningkatan di luar Jawa terutama berada di Sulawesi dengan pertumbuhan volume penjualan sebesar +61,3% (pangsa pasar 8,9%) didukung oleh proyek smelter di Konawe, serta diikuti pertumbuhan penjualan di Kalimantan sebesar +15,7% (pangsa pasar 22, 3%) dan Sumatera sebesar +10,8% (pangsa pasar 13,1%).
Baca Juga:Indocement Bantu Jurnalis Terpapar Covid-19
Pendapatan Neto Perseroan meningkat +8,0% menjadi Rp6.666,9 miliar dibandingkan Semester I/2020 sebesar Rp6.175,2 miliar yang terutama disebabkan oleh peningkatan volume penjualan.
Beban Pokok Pendapatan meningkat sebesar -6,5% dari Rp-4.572,9 miliar menjadi Rp-4.295,3 miliar seiring dengan pertumbuhan volume penjualan secara keseluruhan. Perseroan berhasil menjaga kenaikan biaya lebih rendah dari persentase kenaikan penjualan meskipun terjadi peningkatan harga batu bara.
Hal ini disebabkan oleh upaya berkelanjutan pada peningkatan penggunaan bahan bakar alternatif dan batu bara layak kalori rendah (LCV), termasuk pengoperasian kiln-kiln yang paling efisien.
Hasilnya, marjin Laba Bruto meningkat +1,0% menjadi 31,4% pada Semester I/2021 dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 30,4% dengan kenaikan nilai Rupiah sebesar +11,4% Rp1.879,9 miliar menjadi Rp2.094,1 miliar.
Marjin Laba Usaha meningkat +3,5% dari 6,1% menjadi 9,6% dan marjin EBITDA meningkat +3,7% dari 15,5% menjadi 19,2%. Perseroan mencatatkan Pendapatan Keuangan-Neto lebih rendah pada Semester I/2020 menjadi Rp76,8 miliar, yang disebabkan oleh penurunan pendapatan bunga sebagai akibat dari penurunan suku bunga secara progresif oleh Bank Indonesia.