Bogor Times - Di tengah suhu politik yang semakin menghangat sebentar lagi akan menghadapi tahun politik (pilkada serentak dan pilpres), Netfid (network for Indonesian democratic society ) bersama kesbangpol Kota Bogor terus berupaya untuk mengawal demokrasi dari berbagai macam ideologi yang mengancam kedaulatan pancasila dan menjaga kondusifitas Kota Bogor.
Ketua Netfid Kota Bogor menyebutkan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) merupakan salah satu kunci stabilitas daerah dan nasional. Hal itu diungkapkannya pada Audiensi di kantor kesbangpol Kota Bogor, pada Selasa (14/06/2022).
kedudukan strategis Kesbangpol dalam menjaga stabilitas keamanan tersebut, Kesbangpol diharapkan turut mencermati dinamika dan perkembangan yang ada, serta turut andil dalam menghadapi tantangan bangsa.
“Mencermati perkembangan tantangan yang ada, suhu politik di Kota Bogor semakin menghangat menghadapi tahun politik yaitu (pilkada serentak dan pilpres), begitu banyak kelompok kepentingan yang berusaha membuat situasi menjadi keruh salah satunya adalah kelompok radikalisme yang Cukup merisaukan dan mengkhawatirkan kita."ujar asep
kita tidak ingin pemilu 2024 nanti dipenuhi dengan ketakutan-ketakutan dan pembelahan masyarakat seperti apa yang terjadi di tahun 2019 lalu, kota Bogor yang aman damai dan sangat toleransi ini jangan sampai dibuat keruh, sambung asep
Maka dari itu, gerakan gerakan radikalisme yang kembali mulai bermunculan harus menjadi perhatian lebih dan selalu dimonitor oleh Kesbangpol beserta para aparatur penegak hukum.
Apalagi kota Bogor ini cukup seksi untuk menjadi pusat sentral gerakan kelompok Radikal yang selalu berkembang dan menjalankan visi mereka, terlihat pada pekan yang lalu ada sekelompok yang mendeklarasikan gerakan pemuda pendukung khilafah mendukung salah satu capres.
Kita tidak masalah deklarasi mendukung capres itu sah sah saja, tetapi kalau sudah bawa-bawa khilafah itu jelas dilarang oleh konstitusi negara kita. Hal ini menjadikan tugas kesbangpol dalam pembinaan ideologi negara untuk bisa di gelorakan. "Sambung Asep Setiawan pada Kepala Kesbangpol saat audiensi.
Dalam riset nya netfid juga menyebutkan faktor-faktor penyebab maraknya kelompok radikalisme menjelang tahun politik ini dikarenakan kurangnya pendidikan politik dan pemahaman ideologi pancasila, sehingga khususnya kaum muda dapat dengan mudah disusupi paham paham yang melenceng dari norma-norma Pancasila.
dalam hal ini, Kesbangpol diminta untuk bersinergi dengan pemangku kepentingan lain, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, dan lainnya, dengan pendekatan moralitas, sehingga bisa mencermati dinamika dan persoalan yang terjadi.
Baca Juga: Tidak Dibina KKMI, Guru Madrasah Ibtidaiyah di Tajurhalang Malah Jadi Obyek Galang Dana
Jajaran Kesbangpol harus bersinergi dengan stakeholder yang ada untuk mendeteksi dini gelagat dinamika persoalan bangsa, dan kami siap menjadi mitra strategis Kesbangpol” kata ketua netfid itu pada kepala Kesbangpol.
Kepala badan kesatuan Politik dan Kebangsaan kota Bogor merespon dengan baik dan terbuka atas apa yang disampaikan oleh netfid kota Bogor.
"Kami terbuka, Kesbangpol ini adalah rumah bersama untuk menyelesaikan berbagai tantangan bangsa dan kami mengajak para kaum-kaum muda untuk juga terlibat aktif dalam upaya pencegahan tumbuh kembangnya paham-paham radikalisme dikota Bogor menjelang tahun-tahun politik ini.
Artikel Terkait
MUI Soroti Kegiatan Komunitas Gay
Silaturrahmi Majelis Kabupaten Bogor Ancam Gagalkan Kegiatan Komunitas Gay di Ciawi
Inilah jadinya Mengikuti Hadist Tapi Anti Mengikuti Ulama-ulama Fiqih.
Warga Bogor Timur Tolak Kedatangan Ustadz Abdul Somad atau UAS
Tidak Dibina KKMI, Guru Madrasah Ibtidaiyah di Tajurhalang Malah Jadi Obyek Galang Dana