Bogor Times, Kabupaten- Maraknya aktifitas Bang Keliling (Bangke) di Kabupaten Bogor sudah menjadi rahasia umum. Cara mudah meminjam uang menjadi musabbab berduyun-duyunnya masyarakat untuk memperoleh jasa pinjaman uang dengan bunga melangit. Itu juga menjadi alasan menjamurnya perusahaan-perusahaan kecil yang meminjamkan uang tanpa jaminan.
Bank keliling adalah sebuah bank dengan konsep 'jemput bola' mendatangi nasabah. Satu contoh aktifitas itu terjadi di beberapa desa di Kecamatan Patung. Dalam sehari 3 hingga 5 bangke yang datang ke satu rumah, dengan nama bank yang berbeda-beda.
"Kayaknya bisa 5 orang (devcolektor, red) yang datang ke warga (nasabah, red) tiap harinya, " kata, Sholihin.
Menurut warga Desa Waru RT 1/4 Desa Waru Kecamatan Parung ini. Adanya bangke Mitra Bisnis Keluarga (MBK) menjadi idola ditengah masyarakatnya. Karena dianggap membantu warga yang tengah membutuhkan uang.
"Ada yang pinjam untuk usaha, bayar anak sekolah bahkan hajatan, " ucapnya.
Dibalik manfaat itu, sambung Sholih, banyak juga warga yang mengeluh. Khususnya yang melihat sisi efek negatifnya. "Karena mudah minjamkan uang. Banyak warga ketergantungan. Minjam uang untuk makan sehari-hari ga mikirin balikinnya dan bunganya, " tukasnya.
Tidak hanya itu, masyarakat juga tak lagi takut pada larangan Tuhan memakan uang riba. "Minjam uang berbunga untuk makan itu kan riba dan haram. Dan orang bank juga menikmati" ucapnya.