Sukajaya, Bogor Times- Tekanan ekonomi dan lingkungan abnormal keluarga dapat berpotensi pada tindak kekerasan anak. Hal itupun bisa terjadi di lingkungan Hunian Sementara (Huntara). Sehingga tempat tinggal yang nyaman didukung dengan keberadaan lembaga pendidikan umum maupun agama menjadi bagian terpenting untuk mencegah tindak kekerasan pada anak.
Itulah pernyataan Wakil Ketua KPAD Kabupaten Bogor, Waspada. Bukan tanpa korelasi, kondisi tempat tinggal menurut Waspada sangat menentukan nuansa sikologis penghuninya. Jika rumah mengakibatkan tingkat stres yangbtinggi maka potensi kekerasan pada anak bisa saja terjadi.
"Itu sebabnya ada istilah rumah ku syurga ku. Kalau rumah tidak nyaman hingga buat penghuninya stres, peluang kekerasan pada anak sangat mungkin terjadi," tegas Waspada pada BT, Senin (28/06/2021).
Karena itu, sabung Waspada, kebijakan penyediaan hunian tetap ( Huntap) harus menjadi prioritas. Agar para korban bencana, khususnya para anak-anak tak mengalami ekses negatif dari pemukiman padat yang sesak.
" Tentunya upaya pencegahan lebih. Jika pemda mampu menyegerakannya (Huntap) maka itu harus jadi prioritas demi masa depan anak-anak di Sukajaya," kata Waspada.
Jangankan di Huntara, sambung Waspada, kasus bullying yang berdampak psikologis pada anak juga terjadi di pondok pesantren yang merupakan lembaga pendidikan dengan fasilitas ruangan yang cukup.
"Jika memang di sana (Huntara,red) tidak layak huni. Berdasarkan kesaksian penghuninya. Maka ini jadi signalement yang harus segera disikapi," ujarnya.