• Sabtu, 23 November 2024

Catatan Sejarah Peletak Batu Pertama Ilmu Nahwu

- Kamis, 6 Juli 2023 | 20:39 WIB
Kitab Kuning (Azis/Bogor Times)
Kitab Kuning (Azis/Bogor Times)

 

Bogor Times- Masalah ini menjadi bahasan yang panjang lebar di kalangan para sejarahwan Nahwu seperti Ibn Ṣalām dalam Ṭabaqāt al-shuʿara', Ibn Qutaybah dalam al-Maʿārif, al-Zujājī dalam al-Amālī, Abū Ṭayyib al-Lughawī dalam Marātib al-naḥwiyyin , al-Sayrafī dalam al-Akhbār al-naḥwiyyin al-baṣriyyin, al-Zabidī dalam al-Ṭabaqāt, Ibn Nadīm dalam al-Fahrasat, al-Anbārī dalam Nuzhat al-albā dan al-Qafṭī dalam Inbā al-ruwwa.

Mereka semua berpendapat jika peletak dasar pertama ilmu ini adalah Imam Ali karamma l-lāhu wajhahu dan Abū al-Aswad ad-Du'alī. Peneguhan Imam Ali sebagai pelatak dasar ilmu Nahwu justru berasal dari riwayat Abū Aswad al-Du'alī dimana menurutnya Imam Ali memberikan kata kunci pertama tentang ilmu Nahwu misalnya yang terakit dengan riwayat Imam Ali yang menyatakan jika kalam itu ada tiga isim, fiʿil dan huruf. Ad-Dua'lī juga bercerita bahwa Sayyidina Ali lah yang membagi kata benda (nama) menjadi tiga; kata benda lahir (ẓāhir), kata benda tidak lahir (ẓāmir) dan kata benda yang bukan keduanya. Selain Ali, ada juga yang berpandangan jika ilmu Nahwu ditemukan oleh ʿAbdur Raḥmān b. Hurmuz al-Aʿraj dan Nasr b. ʿĀṣim.

Namun menurut mayoritas sejarahwan pendapat ini dipandang lemah. Sejarah yang benar adalah setelah Imam Ali, Nahwi dikembangkan oleh Abu al-Aswad ad-Du'alī. Al-Anbārī dan az-Zujāzī meneguhkan ad-Duʿali sebagai pelatak dasar ilmu ini setelah Imam Ali karena dialah yang mentransmisikan hal ini dari Imam Ali. Sudah menjadi kesepakatan di kalangan ulama Nahwu jika ad-Du'alī lah yang pertama memberikan harakat pada mushaf al-Qur'an. Kebenaran ini hampir tidak bisa kita pungkiri karena hampir semua generasi salaf dan juga khalaf tidak mempermasalahkannya.

Namun demikian, ilmu baru diberikan dengan nama sebagai ilmu Nahwu justru sepeninggal ad-Du'alī. Pada masa dia, nama ilmu Nahwu adalah al-̵ʿArabiyya. Ibn Ḥajar dalam kitabnya al-Iṣābah menyatakan, “awwalu man ḍabaṭa al-muṣhaf wa waḍaʿa al-ʿarabiyyata Abū al-Aswad,” pertama kali orang yang memberi harakat pada mushaf dan yang meletakkan al-ʿarabiyya adalah Abū al-Aswad. Setelah adl-Du'alī mangkat, maka nama untuk al-ʿarabiyyata diikat dengan Nahwu. Namun demikian, istilah Nahwu diambil dari markas Abū al-Aswad di depan Imam Ali.***

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rajab Ahirullah

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Penjelasan Ilmu Fiqih, Tinggalkan Sholat Karena Tidur

Selasa, 8 Oktober 2024 | 10:14 WIB

Mengenal Makna Udzur Sholat Dalam Ilmu Fiqih

Selasa, 8 Oktober 2024 | 10:06 WIB

Hukum Nikahi Sepupu

Minggu, 6 Oktober 2024 | 07:28 WIB

Hikmah Zakat Dalam Islam

Sabtu, 6 April 2024 | 06:00 WIB

Berikut Niat Zakat Fitrah Untuk Berbagai Keadaan

Jumat, 5 April 2024 | 06:00 WIB

Definisi Zakat dalam Islam

Kamis, 4 April 2024 | 06:00 WIB

Sejarah Syariat Zakat dalam Islam

Kamis, 4 April 2024 | 06:00 WIB

Inilah Beberapa Keutamaan Hari Raya Idul Fitri

Kamis, 4 April 2024 | 06:00 WIB

Inilah Makna dan Esensi Idul Fitri Menurut Ulama

Kamis, 4 April 2024 | 02:20 WIB
X