BogorTimes - Kota Madinah menjadi tempat hijrah umat Muslim sekaligus dijadikan ibu kota, bukan tanpa alasan. Selain cukup strategis secara geografis dan militer, juga memiliki beberapa keutamaan.
Selain itu, di kota Madinah lah para sahabat rasul diterima dengan penuh rasa kasih dan sayang serta di perlakukan dengan sangat baik. Berbeda jauh sekali dengan waktu di kota Mekkah.
Sewaktu di kota Mekkah, penindasan kaum Quraisy semakin menjadi. Selain Rasulullah sendiri mengalami banyak penindasan, para sahabat juga mengalami hal serupa. Demi mempertahankan akidah, mereka rela ditindas, didiskriminasi, bahkan, nyawa siap menjadi taruhannya.
Baca Juga: Jawa Barat Masih di Puncak, Berikut Perlolehan Sementara Mendali PON XX Papua 2021
Nama-nama seperti Utsman bin ‘Affan, Shuhaib bin Sinan, Abu Fukaihah dan Khabbab bin Arat, adalah sederet daftar sahabat yang mengalami siksaan pedih saat itu.
Bahkan, sahabat Nabi yang bernama Amar bin Yasir harus melihat ayahnya sendiri (Yasir) dibunuh di depan matanya. Belum lagi ibunya, Sumayyah, yang juga meninggal di tangan Abu Jahal. Innalihhali wa inna ilaihi raji’un. (lihat Safyurrahman al-Muarakfuri, Rahiq al-Makhtum, hal. 84-85)
Merespons kenyataan ini, Nabi dan para sahabat pun hijrah ke kota Madinah pada 622 M atau 13 tahun setelah kenabian. Instruksi hijrah itu berdasarkan perintah Allah swt. (QS. Az-Zumar [39]: 10).
Baca Juga: Keharaman Sholat Berjamaah, Ini Asalannya.
Ali Muhammad ash-Shallabi menjelaskan alasan Madinah dipilih sebagai tempat hijrah sekaligus ibu kota umat Muslim saat itu. Menurutnya, Madinah kala itu belum memiliki penguasa penuh atas kota, sehingga tidak ada pajak dan penuh kebebasan. Tentu, ini peluang emas bagi umat Muslim untuk menjadikannya sebagai basis kekuasaan.
Selain itu, lanjut ash-Shallabi, posisi kota Madinah secara militer cukup strategis. Dari arah barat terdapat bukit yang menjulang. Begitu pula dari bagian timur. Satu-satunya kawasan yang terbuka adalah bagian utara, tempat yang sempat dijadikan parit oleh Rasulullah pada tahun kelima saat perang Ahzab.
Sementara dari arah lain, tidak memungkinkan untuk ditembus oleh pasukan musuh. Sebab, berupa kawasan dipenuhi dengan pohon kurma, tanaman-tanaman rindang, besar, dan sempit. Membuat musuh sulit untuk memasukinya. Sebelum hijrah, tampaknya Nabi sudah mengisyaratkan akan hal itu. Rasulullah pernah bersabda;
إِنِّي أُرِيتُ دَارَ هِجْرَتِكُمْ ذَاتَ
نَخْلٍ بَيْنَ لَابَتَيْنِ وَهُمَا الْحَرَّتَانِ
Artinya: “Sesungguhnya telah diperlihatkan kepadaku suatu negeri tempat hijrah kalian. Negeri itu sangat subur ditumbuhi dengan pepohonan kurma di antara dua bukit bebatuan yang kokoh.” (lihat as-Shallabi, Sirah an-Nabawiyah, hal. 263-264).
Baca Juga: Inilah Amalan Ulama Yang Sangat Penting Diamalkan Pada Malam Jumat
Keutamaan Kota Madinah Selain alasan belum memiliki penguasa kota dan cukup strategis secara militer-geografis, Madinah memiliki beberapa keutamaan.