keagamaan

Alasan Kemuliaan Hari Jumat, Simak Sejarahnya

Jumat, 14 Januari 2022 | 09:58 WIB
Sakralitas Hari Jumat. (Bogor Times)

Bogor Times- Di antara pujian terbesar hari Jumat adalah banyaknya Firman Allah dan Hadis Nabi Muhammad SAW yang mengulasnya.

Hingga, predikat hari Jumat adalah sayyidul ayyam yang artinya Jumat memiliki keistimewaan dibandingkan hari lain.

Jika nama-nama hari yang lain menunjukkan urutan angka (ahad artinya hari pertama, hari pertama, atau senin adalah hari kedua, tsulatsa atau Selasa adalah hari ketiga, arbi'a atau Rabu adalah keempat dan khamis atau Kamis adalah hari kelima), maka Jumat adalah jumlah dari kesemuanya.

Baca Juga: Keutamaan Berbagi atau Sedekah di Hari Jumat

Menurut sebagian riwayat kata Jum'at diambil dari kata jama'a yang berkumpul. Yaitu hari perjumpaan atau hari bertemunya Nabi Adam dan Siti Hawa di Jabal Rahmah.

Kata Jumat juga bisa diartikan sebagai waktu berkumpulnya umat muslim untuk berprestasi –shalat Jumat-. Salah satu bukti keistimewaan hari Jumat adalah disyariatkannya shalat Jumat.

Yaitu shalat dhuhur berjamaah pada hari Jumat. -Jum'atan-. Bahkan mandinya hari Jumat pun mengandung unsur ibadah, karena hukumnya sunnah. Dalam Al-Hawi Kabir karya al-Mawardi, Imam Syafi'i menjelaskan sunnahnya mandi pada hari Jumat. Meskipun shalat Jum'at dilaksanakan pada waktu shalat dhuhur, namun mandi Jumat boleh dilakukan semenjak dini hari, setelah terbit fajar.

Baca Juga: Calon Jamaah Haji Tahun ini Wajib Tau, Kali iniTidak akan ada Social Distancing

Salah satu hadits dijelaskan bahwa siapa yang mandi pada hari Jumat dan mendengarkan khutbah Jumat, maka Allah akan mengampuni dosa di antara dua Jumat. Oleh karena itu, kita harus selalu menyertakan niat setiap mandi di pagi hari Jumat. Karena hal itu akan memberikan nilai ibadah pada mandi kita. Inilah yang membedakan mandi di pagi hari Jumat dengan mandi-mandi yang lain

Empat Puluh Orang Shalat Jumat -Jumatan- bisa dianggap sebagai muktamar siaran -mu'tamar usbu'iy- yang memiliki nilai sosial tinggi. Karena pada hari Jum'at inilah umat muslim dalam satu daerah tertentu dipertemukan.

Mereka dapat saling bertemu, bersilaturrahim, bertegur sapa, saling menjalin keakraban. Dalam kehidupan desa Jum'atan dapat dijadikan sebagai wahana anjangsana. Mereka yang mukim di daerah barat bisa bertemu dengan kelompok timur dan sebagainya.

Baca Juga: Indonesia Kerap Terjadi Kebakaran Hutan dan Lahan, Ini Beberpa Penyebabnya

Begitu pula dalam perkotaan, Jumatan ternyata mampu menjalin kebersamaan antar karyawan.

Mereka yang setiap hari sibuk bekerja di lantai enam, bisa bertemu sesama karyawan yang hari-harinya bekerja di lantai tiga dan seterusnya. Kebersamaan dan silaturrahim ini tentunya sulit terjadi jikalau Jumatan boleh dilakukan seorang diri seperti pendapat Ibnu Hazm, atau cukup dengan dua orang saja seperti qaul-nya Imam Nakho'i, atau pendapat Imam Hanafi yang diizinkan Jumatan dengan tiga orang saja berikut imamnya.

Oleh karena itu menurut Imam Syafi'i Jumatan bisa dianggap sah jika diikuti oleh empat puluh orang lelaki. Dengan kata lain, berharap empat puluh lelaki sebagai syarat sah sholat Jumat oleh Imam Syafi'i memiliki faedah luar bisa. Hal ini menunjukkan ukuran epistemologi aswaja -ahlussunnah wal jama'ah- yang dipraktikkan oleh Imam Syafi'i selalu mendahulukan kepentingan bersama.

Halaman:

Terkini

Penjelasan Ilmu Fiqih, Tinggalkan Sholat Karena Tidur

Selasa, 8 Oktober 2024 | 10:14 WIB

Mengenal Makna Udzur Sholat Dalam Ilmu Fiqih

Selasa, 8 Oktober 2024 | 10:06 WIB

Hukum Nikahi Sepupu

Minggu, 6 Oktober 2024 | 07:28 WIB

Hikmah Zakat Dalam Islam

Sabtu, 6 April 2024 | 06:00 WIB

Berikut Niat Zakat Fitrah Untuk Berbagai Keadaan

Jumat, 5 April 2024 | 06:00 WIB

Definisi Zakat dalam Islam

Kamis, 4 April 2024 | 06:00 WIB

Sejarah Syariat Zakat dalam Islam

Kamis, 4 April 2024 | 06:00 WIB

Inilah Beberapa Keutamaan Hari Raya Idul Fitri

Kamis, 4 April 2024 | 06:00 WIB

Inilah Makna dan Esensi Idul Fitri Menurut Ulama

Kamis, 4 April 2024 | 02:20 WIB