Bogor Times - Siapa yang tidak kenal dengan Nabi Isa AS atau Yesus, beliau merupakan sosok yang memiliki pengaruh besar dalam tiga agama samawi, yakni Nasrani, Yahudi, dan Islam.
Persoalan mengenai Nabi Isa As berangkat dari kenyataan bahwa ia dilahirkan tanpa adanya bapak, dan keluar dari rahim perawan suci Siti Maryam.
Bahkan, umat Nasrani hingga mencapai derajat penuhanan dalam pengkultusan kepada Nabi Isa tersebut.
Kematian dan Kenaikan Nabi Isa ke langit juga menjadi polemik tersendiri dari kalangan tiga agama samawi, masing - masing agama punya pandangan tersendiri dalam menyikapi kenaikan nabi Isa atau Yesus Kristus.
Dalam hal ini Gus Baha membahas persoalan kenaikan nabi Isa dalam salah satu kesempatan di salah satu pengajianya.
Dilansir dari JatimNetwork.com yang berjudul Begini Kisah Kenaikan Nabi Isa Versi Al Quran Berdasarkan Penjelasan Gus Baha.
Menurut Gus Baha, kenaikan Nabi Isa menjadi polemik berurusan dengan keimanan dan aqidah.
Baca Juga: Merasa Ditipu Developer Perumahan, Warga Gelar Aksi Damai di Polres Bogor
Meyakini Nabi Isa diangkat ke langit dan belum mati sampai sekarang, maka keyakinan itu seperti halnya keyakinan umat Nasrani.
Namun sebaliknya, jika meyakini Nabi Isa mati sebagaimana orang biasanya, maka seperti keyakinannya Yahudi.
“Akhirnya Islam itu bingung (berkaitan dengan keyakinan mengenai kenaikan Nabi Isa) menyangkut aqidah”, ujar Gus Baha.
Gus Baha kemudian mengutip pendapat Mahmud Syaltut, bahwa Nabi Isa mati, tetapi tidak sampai dikultuskan diangkat ke langit dan sekarang bersama Allah.
Baca Juga: Rombak Kepengurusan Angota Dewan Komisaris Hingga Direksi, PT Indocement Bagi-bagi Dividen Tunai
Menurut Syaltut, arti kata tawaffa dalam surat al-Maidah ayat 117 dimaknai kematian, sebagaimana kata wafat yang terdapat dalam banyak ayat lainnya.