Bogor Times- Meski pahit diulas. Faktanya, pria yang jomblo dan yang berkeluarga memiliki kedudukan yang berbeda.
Berangkat dari kajian awal terkait beban yang berbeda. Orang yang berkeluarga memiliki tanggung jawab keluarga keluarganya.
Sedangkan orang yang jomblo hanya bertanggung jawab atas dirinya sendiri. Orang yang berkeluarga untuk berjuang dalam memenuhi kewajiban nafkah, pengasuhan, dan pendidikan akhlak bagi keluarganya.
Baca Juga: Tidak Harus Berkurban Jika Tidak Masuk Kreteria i
Baca Juga: Asyik! Pemerintah Mulai Izinkan Penggunaan Ganja. Tidak Untuk Pemakai
Baca Juga: Fikir Matang-matang Untuk Jadi TKW, Disiksa Majikan TKW Alami Penyiksaan
Ia juga wajib menjalani proses berumah tangga atas perilaku atau ucapan istri dan anaknya yang menderita.
Orang yang berumah tangga juga berkewajiban untuk memperbaiki dan mendidik anggota keluarganya.
اهدة النفس اضتها الرعاية الولاية القيام الأهل الصبر لى لاقهن احتمال الأذى السعي لاحهن ل لى الدين الاجتهاد ال لاحهن لى لى الدين الااد ال ال
Baca Juga: Atasi Truk BBM Bocor, Polres Garut Rekayasa Lain
Baca Juga: Alasan Sederhana Perempuan Haid Dilarang Tawaf
Artinya, “(Salah satu faidah nikah adalah) berjuang melawan diri sendiri dan melatih dalam mengasuh, mengayomi, memenuhi kewajiban terhadap keluarga, mengatasi kewajiban terhadap mereka, berusaha mengatasi masalah mereka, berusaha memperbaiki dan menunjuki dengan agama, berjuang mencari nafkah untuk mereka , dan mendidik anak-anak,” (Imam Al-Ghazali, Ihya Ulumiddin, [Beirut, Darul Fikr: 2018 M/1439-1440 H], juz II, halaman 36).
Kemudian, Imam Al-Ghazali memberi kesimpulan bahwa keistimewaan orang yang jomblo dan orang yang berkeluarga berbeda.
Perjuangan fisik (mencari nafkah) dan mental (sabar dalam mengasuh dan membina rumah tangga) orang yang berkeluarga disetarakan dengan jihad.