Bogor Times- Sahur menjadi satu-satunya rutinitas paling tepat untuk menjaga kebugaran tubuh agar tetap sehat dan kuat dalam menjalani puasa selama satu hari. Karenanya, Islam sangat menganjurkan sahur agar setiap muslim tetap kuat dalam menjalani aktivitas-aktivitas selama berpuasa.
Namun demikian, terdapat kegiatan kurang baik bagi kesehatan tubuh yang sering dilakukan oleh orang-orang setelah menjalani salah satu kesunnahan puasa ini, yaitu tidur setelah sahur. Ya, tidur setelah sahur merupakan salah satu kegiatan yang sangat biasa dilakukan; baik oleh kalangan orang tua, maupun para pemuda.
Normalnya, tubuh membutuhkan waktu setidaknya dua jam untuk mencerna makanan yang dikonsumsi, sehingga lambung menjadi kosong. Selanjutnya, sisa makanan akan berpindah ke usus untuk dipadatkan menjadi feses (kotoran). Namun, tidur setelah sahur bisa melambatkan proses pencernaan, sehingga makanan akan terlalu lama dalam perut, yang bisa membahayakan pada kesehatan tubuh.
Baca Juga: Tidur Saat Romadhon Ibadah, Simak Maksudnya
Baca Juga: Puluhan Orang Tewas. Banjir Bandang Padang Periaman Telan Ribuan Korban
Baca Juga: Pemkot Bogor Pastikan Bahan Pangan Memadai
Karenanya, orang-orang yang sahur seharusnya menghindari kebiasaan ini, agar kesehatan tubuh tetap terjaga dan tidak terjadi bahaya dalam menjalani puasa Ramadhan. Baca Juga Bahaya Tidur Setelah Sahur bagi Kesehatan Al-Habib Salim bin Abdullah bin Umar asy-Syatiri dalam salah satu karyanya mengatakan bahwa tidur setelah sahur sangat berbahaya untuk tubuh dan akan menimbulkan penyakit pada perut. Dalam kitabnya disebutkan:
فَائِدَةٌ: لَا يَنْبَغِي النَّوْمُ بَعْدَ السُّحُوْرِ. فَقَدْ اِتَّفَقَ الْأَطِبَّاءُ عَلَى أَنَّ ذَلِكَ يُوْرِثُ مَرَضَ الْقُدَادِ، وَهُوَ مَرَضٌ يُوْرِثَ بِالنَّهَارِ طُلُوْعَ الطَّعَامِ مِنَ الْمَعِدَّةِ
Artinya, “Faidah: tidak seharusnya seseorang tidur setelah sahur. Sungguh, para dokter telah sepakat bahwa hal tersebut (tidur setelah sahur) bisa menimbulkan penyakit perut, yaitu penyakit yang bisa menyebabkan keluarnya makanan dari dalam perut di siang hari.” (Habib Salim asy-Syatiri, al-Fawaid asy-Syathiriyah min an-Nafahat al-Haramiyah, [Dar al-Fath lid Dirasat wan Nasyr: 2015], juz III, halaman 179).
Baca Juga: Program Pesantren Kilat PAUD Asyifa Diserbu Pendaftar
Baca Juga: Historis Qosidah, Ada di Zaman Nabi Hingga di Indonesia Pernah Pentas di Luar Negeri
Baca Juga: Lemah, Dinasti Politik RY Tak Seberuntung Pemilu Lalu
Baca Juga: Fiks, Kemenag Tetapkan Awal Ramadhan pada Selasa 12 Maret 2024
Pendapat yang sama juga disampaikan oleh salah satu ulama mazhab Hanafi terkemuka, Syekh Abdul Hamid Mahmud yang mengatakan bahwa tidur setelah sahur juga berbahaya bagi perut. Selain itu, ia juga menyarankan untuk memperbanyak ibadah dan istighfar di waktu tersebut, karena waktu sahur merupakan waktu yang sangat mulia. Dalam kitabnya disebutkan:
لَا يَنْبَغِي النَّوْمُ بَعْدَ السُّحُوْرِ، فَاِنَّ ذَلِكَ يُسَبِّبُ حُمُوْضَةً فِي الْمَعِدَّةِ وَعُسْرًا فِي هَضْمِ الطَّعَامِ بَلْ يَنْبَغِي الْاِقْبَالُ فِي هَذَا الْوَقْتِ عَلَى الْعِبَادَةِ وَالْاِسْتِغْفَارِ، فَاِنَّ هَذَا الْوَقْتِ مِنْ أَفْضَلِ أَوْقَاتِ الْيَوْمِ كُلِّهِ لِطَاعَةِ اللهِ وِعِبَادَتِهِ