Bogor Times-Hati-hati jika anda mulai sulit untuk tidur di era pandemi. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), stres selama pandemi Covid-19 dapat menyebabkan gangguan tidur, kehilangan nafsu makan, sulit berkonsentrasi, bahkan memperburuk kondisi kesehatan.
Karennya, fakta tadi membuat kita penting untuk menjaga kesehatan psikis di masa pandemi sama pentingnya dengan menjaga kesehatan fisik.
Kedua aspek ini saling bergantung dan mempengaruhi satu sama lain. Untuk mencegah kecemasan berlebih di tengah badai pandemi yang kembali bergemuruh, masyarakat dapat mengikuti langkah-langkah berikut ini seperti dilansir PikiranRakyat.com dari Corona.jakarta.go.id.
Meski mengikuti perkembangan terkini memiliki banyak manfaat, terus membaca hal yang buruk setiap hari juga tidak dianjurkan.
Pikiran negatif akibat isolasi mandiri justru akan semakin keruh ketika terus distimulasi pemberitaan yang didominasi kabar negatif tentang Covid-19.
Batasi penggunaan teknologi, dan mulai aktivitas fisik yang tidak dibatasi layar telepon genggam. Sibukkan Diri dengan Berbagai Kegiatan Penerapan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), akan melahirkan banyak waktu luang untuk mencoba hobi baru atau melakukan hal-hal yang sama sekali belum pernah dicoba.
Membaca buku dengan genre yang belum pernah dicicipi, melukis, menulis, menonton serial TV yang belum sempat dinikmati, atau mencoba mempelajari bahasa baru. Hal produktif yang bisa dilakukan di rumah hampir tak terbatas.
Terkurung di rumah tanpa bisa keluar barang selangkah menjadi saklar stres bagi sebagian besar orang. Kesepian yang dihasilkan berpotensi menimbulkan pikiran negatif yang seyogianya dihindari.
Pikirkan karantina ini sebagai momentum untuk memperkuat ikatan dengan keluarga atau orang-orang yang tinggal bersama di satu atap. Bicaralah dengan mereka, rencanakan kegiatan menyenangkan untuk dilakukan bersama. Hubungi juga kerabat jauh via telpon, tukar pesan, atau panggilan video.
Saling bertukar kabar dan berbagi kecemasan yang sudah tak sanggup ditangani sendiri juga menjadi dapat menjadi obat. Meski tak selalu punya solusi, memiliki pendengar yang baik akan menimbulkan efek lega dalam diri.
Kesehatan fisik dan kesehatan mental berkaitan begitu erat. Saat kesehatan mental menurun, sistem kekebalan tubuh juga akan menurun, pun sebaliknya.
Meskipun ritme kegiatan sehari-hari terdistorsi dengan isoman, tetaplah disiplin pada jadwal dan durasi tidur yang sehat. Selain itu, pola dan gizi makanan harus terus diupayakan.
Hindari kafein dan rokok yang dapat memperburuk kecemasan serta berolahragalah secara teratur. Selain untuk pengalih perhatian positif merawat diri juga dapat berdampak pada stabilnya sistem imun dalam tubuh.***