Bogor Times - Seperti halnya jenis fobia lainya, ketakutan terhadap seks biasanya akan muncul setelah seseorang mengalami trauma yang cukup berat ataupun bisa karena permasalahan tertentu.
Biar lebih jelas kita bahas secara rinci satu persatu penyebab seseorang mengidap genophobia, penjelasanya sebagai berikut :
1. Pernah mengalami trauma pemerkosaan
Pemerkosaan hampir keseluruhan korban mengalami reaksi psikologis yang intens. walaupun tidak semua menunjukkan reaksi yang sama ke publik, namun kebanyakan dari mereka memiliki rasa ketakutan yang sangat, terhadap hal - hal yang berkaitan dengan kejadian tersebut. Termasuk ada rasa ketakutan berhubungan seks, sekalipun dengan suami atau istri yang dia sayangi.
Korban Pemerkosaan perlu waktu berbulan - bulan bahkan bisa tahunan untuk mengembalikan dirinya yang dahulu, dan melawan rasa trauma yang pernah mereka alami. namun tidak semua yang takut berhubungan seks karena pernah menjadi korban kekerasan seksual.
2. Cemas dengan fungsi seksual diri
Lain dari trauma ada juga yang tidak mau melakukan hubungan seksual karena tidak adanya rasa percaya diri dan takut tidak bisa memuaskan pasanganya.
Walaupun hal seperti ini umum bagi yang awal berhubungan seksual, namun tidak menutup kemungkinan bisa tambah parah, menjadi kecemasan kinerja dapat berkembang menjadi genofobia.
3. Takut terinfeksi penyakit
Hubungan seksual rentan akan risiko berbagai penyakit, salah satunya HIV. Kebanyakan orang berhasil menurunkan risiko ini, menggunakan tindakan pencegahan seperti memakai kondom dan tidak bergonta-ganti pasangan.
Baca Juga: Takut Hubungan suami Istri ? Kenali Bisa Jadi Genophobia
Baca Juga: Mantan Menkes Era SBY ini Sambut Gembira Omicron Datang Ke Indonsia
Pernah mengalami tertular setelah berhubungan seks, atau mendengar dari pengalaman orang terdekat bahkan di media sosial, kondisi tersebut bisa menjadi penyebab tumbuhnya genophobia.
4. Memiliki masalah kesehatan tertentu
Ketakutan yang muncul dari masalah medis, tidak pernah dianggap sebagai fobia, selama tingkat ketakutan tersebut sesuai dengan situasinya. Pasalnya, masalah kesehatan bisa membuat aktivitas seksual menjadi lebih sulit atau berpotensi bahaya. Ini umum dirasakan pada pengidap disfungsi ereksi dan pengidap penyakit jantung dalam kehidupan seks.