Bogor Times - Kasus dugaan pemerasan dan penganiayaan yang dilakukan oleh oknum anggota Paspampres terhadap Imam Masykur, warga Aceh, mulai mendapat perhatian publik. Selain Imam Masykur, sejumlah orang lain juga mengaku menjadi korban dugaan tindak pidana tersebut.
Salah satu korban yang baru muncul ke publik adalah seorang pria berinisial R. R mengaku menjadi korban dugaan pemerasan dan penganiayaan oleh oknum anggota Paspampres pada tahun 2019. R mengatakan, ia dipaksa membayar uang sebesar Rp100 juta setelah dianiaya oleh oknum anggota Paspampres.
"Saya dipukuli, lalu diancam akan dipenjara jika tidak membayar uang," kata R dalam keterangannya kepada Hotman Paris, pengacara yang ditunjuk oleh keluarga Imam Masykur pada Rabu,6 September 2023.
R mengaku, ia takut untuk menceritakan kejadian yang menimpanya tersebut. Ia khawatir akan mendapat ancaman dari oknum anggota Paspampres tersebut.
"Saya takut, Pak. Saya takut dibunuh," kata R.
Selain R, sejumlah korban lain juga mulai muncul ke publik. Mereka mengaku mengalami hal yang sama dengan Imam Masykur dan R.
Hotman Paris mengatakan, ia akan terus membantu para korban untuk mendapatkan keadilan. Ia juga meminta agar masyarakat yang menjadi korban dugaan tindak pidana tersebut untuk tidak takut untuk melapor.
"Saya akan terus mendampingi para korban untuk mendapatkan keadilan," kata Hotman Paris. "Saya juga meminta agar masyarakat yang menjadi korban untuk tidak takut untuk melapor."
Hotman Paris juga mendesak pihak kepolisian untuk segera mengusut tuntas kasus ini. Ia meminta agar oknum anggota Paspampres yang diduga melakukan tindak pidana tersebut segera diadili.
"Polisi harus segera mengusut tuntas kasus ini dan menangkap pelakunya," kata Hotman Paris.
Kasus dugaan pemerasan dan penganiayaan yang dilakukan oleh oknum anggota Paspampres ini telah menjadi perhatian publik. Kasus ini juga telah menimbulkan kekhawatiran di masyarakat, khususnya bagi mereka yang memiliki hubungan dengan pemerintah.
