Bogor Times - Israel telah memberlakukan "pengepungan total" di Jalur Gaza, memutus pasokan air, makanan, listrik dan pasokan penting lainnya, setelah serangan besar-besaran pada Sabtu lalu oleh militan Hamas yang telah menewaskan ratusan orang di kedua belah pihak.
Pada Rabu,11 Oktober 2023 ketika Israel terus melakukan pengeboman terhadap sasaran di wilayah pesisir yang padat dan miskin selama lima hari, satu-satunya pembangkit listrik di Gaza ditutup. Hal ini menyebabkan sebagian besar wilayah Gaza mengalami pemadaman listrik selama berjam-jam.
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan bahwa pengepungan total diperlukan untuk "menghukum Hamas dan menghentikan serangan mereka". Namun, langkah ini telah dikecam oleh para aktivis hak asasi manusia, yang mengatakan bahwa itu akan memperburuk krisis kemanusiaan di Gaza.
Gaza telah diblokade oleh Israel dan Mesir selama bertahun-tahun, yang telah menyebabkan krisis kemanusiaan yang parah. Menurut PBB, lebih dari 2 juta orang di Gaza hidup dalam kemiskinan dan lebih dari setengahnya bergantung pada bantuan kemanusiaan.
Serangan Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 200 orang, termasuk puluhan anak-anak. Hamas telah membalas dengan menembakkan roket ke Israel, yang telah menewaskan 10 orang.
Ketegangan antara Israel dan Hamas telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir, setelah Israel menindak demonstrasi di perbatasan Gaza. Pada Sabtu lalu, Hamas melancarkan serangan roket besar-besaran ke Israel, yang memicu serangan udara Israel ke Gaza.
Kedua belah pihak telah menyatakan bahwa mereka tidak akan menyerah, dan konflik ini tampaknya akan berlanjut.
Dampak Pengepungan Total
Pengepungan total Israel di Gaza memiliki dampak yang sangat besar terhadap warga sipil di wilayah tersebut. Pasokan air, makanan, listrik dan pasokan penting lainnya telah terputus, yang telah menyebabkan krisis kemanusiaan yang semakin parah.
Pemadaman listrik telah menyebabkan masalah bagi rumah sakit, sekolah dan bisnis di Gaza. Pasokan air juga telah terhambat, yang telah menyebabkan kekhawatiran tentang penyebaran penyakit.
Pengepungan total ini juga telah menyebabkan kesulitan bagi para pekerja kemanusiaan, yang berjuang untuk memberikan bantuan kepada warga sipil di Gaza.
Reaksi Internasional
Pengepungan total Israel di Gaza telah dikecam oleh para aktivis hak asasi manusia dan pemerintah internasional. PBB telah mendesak Israel untuk mencabut pengepungan tersebut, dengan mengatakan bahwa itu akan "memperburuk krisis kemanusiaan dan membahayakan kehidupan warga sipil".
Amerika Serikat, sekutu utama Israel, juga telah mendesak kedua belah pihak untuk mengakhiri kekerasan. Namun, hingga saat ini, tidak ada tanda-tanda bahwa konflik akan mereda.
Para menteri Arab bertemu di markas besar Liga Arab di Kairo untuk membahas perang yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas. Mereka menyerukan Israel untuk mengakhiri pengepungan tersebut, yang telah menyebabkan krisis kemanusiaan yang parah di Gaza.