Bogor Times. Jakarta-Diusia yang 101 tahun, organisasi Nahdlotul Ulama (NU) akan terus mengembangkan formula gerakannya. Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya menyebut, para pengurus NU harusberupaya mencapai target bersar perjuangan.
Ia mengingatkan agar dalam menjalankan kinerja itu tidak seperti mengejar layangan putus. Mengejar layangan putus hanya senang turut ramai-ramai, tetapi susah untuk memperoleh hasil. Meskipun didapat layangan itu, tetapi banyak yang merebutnya sehingga rusak tidak berguna.
"Kita harus memacu kinerja untuk kawal kemenangan Indonesia karena di tengah tantangan sejarah berskala peradaban ini, Indonesia harus menang, supaya kita semua tetap berdaulat," kata Gus Yahya dalam sambutan membuka secara resmi Konferensi Besar (Konbes) Nahdlatul Ulama dan Halaqah Nasional Strategi Peradaban Nahdlatul Ulama di Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak, Bantul, Yogyakarta, Senin 29 Januari 2024.
Baca Juga: Asyik! Buat Sertifikasi lebih Minimalisasi Sengketa Tanah
Sebab itu, NU harus berperan nyata di tengah dinamika pertarungan kepentingan di antara sejumlah kelompok berbeda yang terus bergulir mulai tingkat lokal, domestik, hingga global.
Di dalamnya, terdapat tuntutan yang berat untuk ditanggung seluruh bangsa, sedangkan waktu yang tersedia tidaklah banyak.
"Demikian juga tingkat global, ada dinamika luar biasa yang apabila bangsa ini tidak dapat menemukan satu arah yang tepat ke masa depan, ada ancaman yang nyata dan terus-menerus terhadap bangsa dari kedaulatan manusia sebagai warga bangsa," katanya.
Baca Juga: Panwascam Kemang Gelar Sosialisasi Pengawas Partisipatif pada Pelaksanaan Kampanye Pemilu 2024
Oleh karena itu, menurutnya, tidak ada jalan lain selain memperkuat bangsa dan negara ini sebagai kubu di dalam menjaga kedaulatan bersama di tengah runtuhnya perbatasan fisik dan geografis dan diikuti tumbuhnya kekuatan besar.
"Maka bangsa dan negara ini harus kuat, meneguhkan kebersamaan kita untuk menjaga agar bangsa ini tidak dilemahkan oleh apapun, tetapi justru semakin dikuatkan dan kita harus menyaksikan dunia bahwa dunia membutuhkan Indonesia yang kuat karena Indonesia memiliki banyak hal yang dibutuhkan oleh dunia untuk menemukan jalan keluar dari berbagai masalahnya," lanjutnya.
Oleh karena itu, Gus Yahya mengingatkan kepada segenap pengurus, khususnya tanfidziyah untuk senantiasa memperhatikan disiplin organisasi dengan mengikuti secara tegas, secara teguh sam'an wa tha'atan kepada keputusan kepemimpinan. Sebab, kepemimpinan organisasi merupakan hakim yang menyelesaikan perbedaan apapun.
Baca Juga: Mukhtasar Jiddan, Syarah Jurumiyah Kitab Kuning Yang Masyhur Kalangan Pesantren
"Maka NU ini didirikan sebagai satu fungsi hakim yang bisa mempersatukan perbedaan apapun yang terjadi di kalangan umat ini dalam kerangka Ahlussunnah wal Jamaah," katanya.***
Cc. Husen
Artikel Terkait
Dua Rahmat bagi Orang Iman dan Takwa Berdasar Tafsir Surat Al Hadid
Azmi Naufal Pratama Komitmen Perjuangkan Perubahan Kabupaten Bogor Lebih Baik
Kontroversi Perpanjangan Jabatan Direksi Perumda Pasar Pakuan Jaya
Belum Wisuda, Tiga Mahasiswa Akuntansi UNUSIA Sudah Dapat Gelar
Hore! Pemberlakukan Sertifikasi Halal Mulai Pada Oktober 2024 Mendatang
Bobol Gedung Rektorat UMI, Tiga Pemuda Diringkus Polisi
Asyik! Buat Sertifikasi lebih Minimalisasi Sengketa Tanah
Anggota TNI Diduga Gagahi Anak SMK Surabaya
Mukhtasar Jiddan, Syarah Jurumiyah Kitab Kuning Yang Masyhur Kalangan Pesantren
Panwascam Kemang Gelar Sosialisasi Pengawas Partisipatif pada Pelaksanaan Kampanye Pemilu 2024