Bogor Times - Para pedagang di Pasar Kebon Kembang
di Jalan Dewi Sartika, Kelurahan Cibogor, Kecamatan Bogor Tengah,Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat merasa dijadikan "sapi perah".Hal itu,lantaran para pedagang mengeluhkan biaya invoice yang diduga kemahalan dan tidak sebanding dengan pelayanan yang diberikan oleh Perumda Pasar Pakuan Jaya.
Era Nefi (48), salah satu pedagang mengungkapkan rasa kekecewaannya kepada wartawan Bogor Times,Febri Daniel Manalu pada Selasa, 12 Maret 2024. Dia dan rekan-rekannya telah beberapa kali mengajukan keberatan atas biaya invoice yang mereka anggap mahal. Keluhan ini bahkan pernah disampaikan ke Anggota DPRD Kota Bogor.
Namun, keluhan yang disampaikan tahun lalu itu tampaknya belum mendapatkan respons yang memuaskan. "Keluhan kami didengar oleh anggota Komisi II DPRD Kota Bogor Bapak Rizal Utami, tetapi tidak ada perkembangan. Kami meminta biaya invoice per meter persegi diturunkan menjadi Rp 1.000, tetapi Perumda Pasar Pakuan Jaya tetap pada angka Rp 2.000,"Nefi mengungkapkan pendapatnya pada Selasa, 12 Maret dan berita ini kemudian ditulis kembali oleh Febri Daniel Manalu dengan informasi tambahan pada Selasa, 19 Maret 2024. Ini menunjukkan bahwa berita ini terus diperbaharui untuk memberikan informasi terkini kepada para pembaca.
Nefi memberikan penjelasan tentang bagaimana biaya invoice ditentukan. Menurutnya, biaya tersebut dihitung berdasarkan luas toko yang dikalikan dengan tarif per meter persegi, lalu ditambah dengan biaya keamanan sebesar Rp 60.000. Sebagai contoh, toko dengan luas 4 meter persegi akan dikenakan biaya invoice sebesar Rp 8.000 per hari atau Rp 240.000 per bulan. Jika ditambah dengan biaya keamanan, total biaya yang harus dibayar menjadi Rp 300.000 ribu per bulan.
"Pasar tersebut diperkirakan memiliki sekitar 1500 unit toko. Jika kita mengasumsikan bahwa ada 1000 toko yang aktif, maka perkiraan pendapatan minimal yang bisa diperoleh dari biaya invoice adalah Rp 300.000.000 juta per bulan. Perhitungan ini didasarkan pada biaya invoice per toko sebesar Rp 300.000 ribu,"terang Era Nefi.
Selain itu,para pedagang juga harus membayar biaya lain seperti sampah dan listrik. "Kami juga protes karena pelayanan yang diberikan tidak sesuai dengan biaya yang kami bayar. Kami masih kehilangan barang dagangan karena maling yang berkeliaran di pasar," tutur Nefi.
Para pedagang di Pasar Kebon Kembang, merasa bahwa tingkat keamanan di pasar tersebut masih kurang. Mereka merasa bahwa pihak keamanan pasar tidak memberikan rasa aman yang cukup, sementara pihak pasar terus menagih biaya invoice yang tinggi.
"Kami merasa ditekan untuk membayar invoice, sementara layanan keamanan yang kami terima tidak memadai yang justru membuat kami kecewa,"tuturnya dengan nada sedih.
Nefi menekankan pentingnya peningkatan keamanan di Pasar Kebon Kembang. Menurutnya, jumlah personil keamanan yang ada saat ini belum cukup. Dia berpendapat bahwa personil keamanan harus lebih banyak dan mereka harus berkeliling pasar untuk memastikan keamanan.
Selain itu, Nefi juga menyarankan agar petugas keamanan mengenakan seragam. Menurutnya, seragam akan memudahkan pedagang dan konsumen untuk mengenali petugas keamanan.
"Kadang-kadang, pedagang pun tidak tahu mana yang merupakan petugas keamanan, kecuali orang-orang tertentu seperti pengurus pasar bagi para pedagang, keamanan biasanya identik dengan seragam,"ungkap Nefi ini menunjukkan betapa pentingnya seragam dalam memberikan rasa aman dan nyaman bagi para pedagang di pasar.
Dia berpendapat bahwa jumlah petugas keamanan yang dibutuhkan di Pasar Kebon Kembang setidaknya berjumlah sebanyak 15 orang dan itu bisa di shift. Para petugas keamanan itu bisa ditempatkan di setiap sudut-sudut tertentu sehingga membuat para pemilik toko merasa aman dari gangguan kamtibmas atau tindak pidana pencurian lainnya.
"Kami berharap pihak pasar dapat merespons keluhan para pedagang dan segera meningkatkan tingkat keamanan di Pasar Kebon Kembang.Sebab,kami merasa tidak aman. Harusnya pihak pasar bisa lebih memahami kondisi kami,"pungkasnya.
Sementara itu,Kepala Unit Pasar Anyer Hilman belum menanggapi pesan singkat yang dikirimkan oleh wartawan media ini.