Bogor Times-Betapa menyedihkan Gedung sekolah tempat warga Gaza mengungsi. Badan Bantuan dan Pekerjaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) mengungkapkan bahwa 69 persen gedung sekolah yang berfungsi sebagai tempat penampungan bagi para pengungsi di Gaza, Palestina telah dirusak atau terkena serangan udara Israel.
"Menurut Global ed Cluster, sebanyak 69 persen gedung sekolah tempat keluarga pengungsi mencari perlindungan telah terkena dampak langsung atau rusak," tulis UNRWA dalam pernyataan melalui media sosial X, dikutip Bogor Times pada Senin 24 Juni 2024.
Lebih lanjut, UNRWA menekankan bahwa tidak ada tempat yang aman di Gaza dan mengutuk pengabaian hukum kemanusiaan internasional. Badan tersebut juga menyerukan gencatan senjata segera untuk menghentikan penderitaan yang dialami warga Gaza.
Baca Juga: Gelar Hari Anak Nasional, Masjid Djami Al Ikhlas Cogreg Ajak Anak-anak Nobar Film Edukasi
"Tidak ada tempat yang aman di gaza," kata UNRWA. ad Krisis di Gaza semakin parah dengan serangan yang merusak fasilitas penting seperti sekolah. Kondisi ini tidak hanya mengancam keselamatan fisik warga Gaza, tetapi juga masa depan generasi muda yang terputus dari pendidikan.
UNRWA mendesak adanya intervensi internasional untuk memastikan bahwa hukum kemanusiaan internasional dihormati dan hak-hak dasar warga Gaza, termasuk hak atas pendidikan.
"Pengabaian terang-terangan terhadap hukum kemanusiaan ini harus dihentikan. Kami membutuhkan gencatan senjata sekarang," paparnya.
Baca Juga: Ketidaksesuaian Nama Proyek dengan Pernyataan Kepala Dinas Perumkim:Apakah Indikasi Proyek Fiktif?
Direktur Perencanaan UNRWA, Sam Rose, memaparkan sebanyak 39.000 siswa sekolah menengah atas di Jalur Gaza terancam tidak dapat mengikuti ujian akhir.
Sam Rose mengecam hilangnya akses pendidikan bagi lebih dari setengah juta anak sebagai hal yang mengerikan dan menyedihkan.
"Sangat menyedihkan bahwa anak-anak tersebut kehilangan kesempatan," ujar Rose di akun X UNRWA. Menurut laporan Palestinian Central Bureau of Statistics (PCBS), jumlah korban tewas Palestina telah mencapai angka lebih 38 ribu jiwa dengan lebih dari 91 ribu korban luka-luka.
Data yang beredar, Militer Israel dilaporkan telah membunuh sedikitnya 38.151 warga Palestina. PCBS mencatat bahwa 37.598 korban jiwa berada di Jalur Gaza, sementara 553 korban jiwa terdapat di Tepi Barat. Mayoritas korban adalah perempuan dan anak-anak.
Di Indonesia, berbagai gerakan dukungan Palestina terus bergulir. Selain demonstrasi, warga Indonesia juga gencar membacakan Qunud Nadzilah disetiap solatnya, seperti yang dilakukan secara rutin di Masjid Djami Al Ikhlas Cogreg.****
Artikel Terkait
Pemerintah Desa Cogreg dan LKSA Yataama Buatkan Rekening Pembiayaan Yatim. Ketua LKSA: Anak Yatim Akan Memiliki Rekening Pribadi
Dugaan Pelanggaran Kontraktor Dinas Kesehatan Kota Bogor Bungkam?
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Berjanji Memberikan Sanksi ke Kontraktor CV. Dharma Mukti
Kompak dan Serentak, Indocement Adakan Aksi Hijau dalam Memperingati Hari Lingkungan Hidup
PCNU HADIRI KONFERCAM MWCNU KEMANG DAN PARUNG
Cegah Stunting, LSKA Yataama Cogreg Perjuangkan Sanitasi
Ketidaksesuaian Nama Proyek dengan Pernyataan Kepala Dinas Perumkim:Apakah Indikasi Proyek Fiktif?
Pelayanan di Kecamatan Parung Sangat Buruk, Membuat Masyarakat Geram
Mahasiswa Universitas Djuanda Bogor Sosialisasi tentang Jurnalistik di SDN Lawang Gintung 04
Gelar Hari Anak Nasional, Masjid Djami Al Ikhlas Cogreg Ajak Anak-anak Nobar Film Edukasi