Bogor Times-Orang-orang saleh tidak pernah menganggap ibadah wajibnya terlaksana dengan sempurna. Karena itu, orang-orang saleh tidak pernah menganggap ibadah sunnahnya sebagai ibadah tambahan di luar ibadah wajib, karena ibadah wajib mereka penuh kekurangan baik lahir secara fiqhiyah maupun batin secara batiniyah terkait keikhlasan maupun kekhusyukan.
Syekh Abdul Wahhab As-Sya’rani menyebutkan adab orang-orang saleh kepada Allah swt. Orang-orang saleh memiliki rendah hati atau tawadhu yang luar biasa. Orang-orang saleh tidak dengan bangga menganggap sempurna ibadah wajib yang dilakukan. Orang-orang saleh karena itu memaknai ibadah sunnah yang mereka lakukan sebagai penambal untuk menyempurnakan kekurangan ibadah wajib mereka.
ومن أخلاقهم رضي الله تعالى عنهم عدم شهودهم في نفوسهم أن لهم نوافل من العبادات ولو قاموا حتى تورمت أقدامهم وإنما يرون ذلك كالجابر لبعض الناقص الحاصل في فرائضهم
Baca Juga: Bantu Polisi Tangkal Aksi Tauran, Pemdes Cogreg Intens Beri Imbauan Kamtibmas dalam Tarling
Baca Juga: Peringati Harlah ke-63: PMII Sul-Sel-Bar Akan Gelar Buka Puasa Dengan Alumni
Baca Juga: Maraknya Tauran, Ketua Organisasi Kepemudaan Inspira Angkat Bicara
Artinya, “Salah satu akhlak para wali antara lain tidak memandang adanya ibadah sunnah sebagai tambahan bahkan kalau mereka beribadah sunnah sampai kakinya memar. Mereka hanya memandang ibadah sunnah sebagai penambal kekurangan pada ibadah wajib mereka,” (Syekh Abdul Wahhab As-Sya’rani, Tanbihul Mughtarrin, [Semarang, Thaha utra: tanpa tahun], halaman 38).
Arti ibadah sunnah sebagai ibadah tambahan di luar ibadah wajib bagi orang saleh hanya berlaku bagi hamba Allah seperti Nabi Muhammad saw dan para nabi lainnya yang melaksanakan ibadah wajib dengan sempurna. Dengan demikian, ibadah sunnah yang mereka lakukan memiliki arti sebagai ibadah tambahan hakiki di luar ibadah wajib mereka.
Demikian juga bila mana berlaku bagi para wali. Ibadah sunnah mereka hanya bersifat sebagai pelengkap atau penambal untuk ibadah wajib mereka yang mengandung ketidaksempurnaan. Kalau ibadah wajib para wali itu sempurna, maka itu semata warisan dari para nabi dan rasul.
إذ النوافل حقيقة إنما تكون لمن كملت فرائضه كما أشار إليه قوله سبحانه وتعالى ومن الليل فتهجد به نافلة لك فذكر تعالى انها نافلة له لكمال فرائضه صلى الله عليه وسلم إذ هو معصوم من النقص في عبادته كما ذكره الحافظ الجلال السيوطي رحمه الله في الخصائص وغيره
Artinya, “Ibadah sunnah atau ibadah tambahan hakikatnya adalah milik mereka yang sempurna ibadah wajibnya sebagaimana isyarat firman Allah, ‘Pada sebagian malam, hendaklah tahajud sebagai tambahan ibadah bagimu.’ Allah menyebut tahajud sebagai ibadah tambahan bagi Nabi Muhammad saw karena telah sempurna ibadah wajibnya. Pasalnya, Rasulullah terjaga dari kekurangan pada ibadah wajibnya sebagaimana dijelaskan Imam Jalaluddin As-Suyuthi ra dalam Kitab Al-Khashaish dan kitab lain,” (As-Sya’rani, 38). ***
Cc.Syifa
Artikel Terkait
Anggota Dewan Kabupaten Bogor Gelar Rapat Paripurna LKPJ Kinerja Bupati Bogor
Bhabinkamtibmas Polsek Leuwiliang Polres Bogor Polda Jabar Memberikan Tausyiah Kamtibmas Sebelum Melaksanakan
Asyik, Polteknaker Bagi-bagi Beasiswa 100% bagi Mahasiswa Baru
Artis Inisial R, Apakah Raffi Ahmad? Ini Kata Hotman
Tidur Setelah Subuh, Simak Keutamaan dan Kerugiaanya
Maraknya Tauran, Ketua Organisasi Kepemudaan Inspira Angkat Bicara
Peringati Harlah ke-63: PMII Sul-Sel-Bar Akan Gelar Buka Puasa Dengan Alumni
Kick Off Harlah 63 Tahun, PB PMII Siapkan Lima Agenda Utama
Bantu Polisi Tangkal Aksi Tauran, Pemdes Cogreg Intens Beri Imbauan Kamtibmas dalam Tarling
Simak Adab Makan Rosulullah Saat Berbuka dan Sahur