Bogor Times-Memahami ayat dalam Alquran tentunya membutuhkan alat bantu berupa tafsir yang dikarang oleh ulama ahli tafsir. Salah satu kitab tafsir yang masyhur dan dijadikan rujukan diantaranya adalah kitab Tafsir al-Jalalain yang disusun oleh Jalaluddin al-Mahalli pada tahun 1459, dan kemudian dilanjutkan oleh muridnya Jalaluddin as-Suyuthi pada tahun 1505.
Berikut tafsiran surat al baqarah ayat 26 hingga ayat 27.
.
<>إِنَّ الله لاَ يَسْتَحْىِ أَن يَضْرِبَ يجعل مَثَلاً مفعول أوّل مَا نكرة موصوفة بما بعدها مفعول ثان أيَّ : مثل كان أو زائدة لتأكيد الخسة فما بعدها المفعول الثاني بَعُوضَةً مفرد (البعوض) وهو صغار البق فَمَا فَوْقَهَا أي أكبر منها أي لا يترك بيانه لما فيه من الحكم فَأَمَّا الذين ءامَنُواْ فَيَعْلمُونَ أَنَّهُ أي المثل الحق الثابت الواقع موقعه مِن رَّبّهِمْ وَأَمَّا الذين كَفَرُواْ فَيَقُولُونَ مَاذَا أَرَادَ الله بهذا مَثَلاً تمييز : أي بهذا المثل و (ما) استفهام إنكار مبتدأ ، وذا بمعنى : الذي بصلته خبره أي : أيَّ فائدة فيه؟ قالالله تعالى في جوابهم يُضِلُّ بِهِ أي : بهذا المثل كَثِيراً عن الحق لكفرهم به وَيَهْدِي بِهِ كَثِيرًا من المؤمنين لتصديقهم به وَمَا يُضِلُّ بِهِ إِلاَّ الفاسقين الخارجين عن طاعته.
Baca Juga: Waspada! Wabah Antraks Mematikan Masyarakat Diimbau Hindari Menyembelih Hewan Sakit
026. Untuk menolak perkataan orang-orang Yahudi, "Apa maksud Allah menyebutkan barang-barang hina ini", yakni ketika Allah mengambil perbandingan pada lalat dalam firman-Nya, "...dan sekiranya lalat mengambil sesuatu dari mereka" dan pada laba-laba dalam firman-Nya, "Tak ubahnya seperti laba-laba," Allah menurunkan: (Sesungguhnya Allah tidak segan membuat) atau mengambil (perbandingan) berfungsi sebagai maf`ul awal atau obyek pertama, sedangkan (apa juga) kata penyerta yang diberi keterangan dengan kata-kata yang di belakangnya menjadi maf`ul tsani atau obyek kedua hingga berarti tamsil perbandingan apa pun jua.
Atau dapat juga sebagai tambahan untuk memperkuat kehinaan, sedangkan kata-kata di belakangnya menjadi maf`ul tsani (seekor nyamuk) yakni serangga kecil, (atau yang lebih atas dari itu) artinya yang lebih besar dari itu, maksudnya Allah tak hendak mengabaikan hal-hal tersebut, karena mengandung hukum yang perlu diterangkan-Nya. (Ada pun orang-orang yang beriman, maka mereka yakin bahwa ia), maksudnya perumpamaan itu (benar), tepat dan cocok dengan situasinya (dari Tuhan mereka, tetapi orang-orang kafir mengatakan,
"Apakah maksud Allah menjadikan ini sebagai perumpamaan?") Matsalan atau perumpamaan itu berfungsi sebagai tamyiz hingga berarti dengan perumpamaan ini. 'Ma' yang berarti 'apakah' merupakan kata-kata pertanyaan disertai kecaman dan berfungsi sebagai mubtada atau subyek. Sedangkan 'dza' berarti yang berikut shilahnya atau kata-kata pelengkapnya menjadi khabar atau predikat, hingga maksudnya ialah 'apa gunanya?'
Baca Juga: 36 Santri Penerima Beasiswa LAZISNU Kunjungi PBNU
Sebagai jawaban terhadap mereka Allah berfirman: (Allah menyesatkan dengannya), maksudnya dengan tamsil perbandingan ini, (banyak manusia) berpaling dari kebenaran disebabkan kekafiran mereka terhadapnya, (dan dengan perumpamaan itu, banyak pula orang yang diberi-Nya petunjuk), yaitu dari golongan orang-orang beriman disebabkan mereka membenarkan dan mempercayainya (Tetapi yang disesatkan-Nya itu hanyalah orang-orang yang fasik), yakni yang menyimpang dan tak mau menaati-Nya.
<>الذين نعت يَنقُضُونَ عَهْدَ الله ما عهده إليهم في الكتب من الإيمان بمحمد صلى الله عليه وسلم مِن بَعْدِ ميثاقه توكيده عليهم وَيَقْطَعُونَ مَا أَمَرَ الله بِهِ أَن يُوصَلَ من الإيمان بالنبي والرحم وغير ذلك (وأن) بدل من ضمير (به) وَيُفْسِدُونَ فِى الأرض بالمعاصي والتعويق عن الإيمان أولئك الموصوفون بما ذُكِرَ هُمُ الخاسرون لمصيرهم إلى النار المؤبدة عليهم.
027. (Orang-orang yang) merupakan 'na`at' atau sifat (melanggar janji Allah) melanggar kewajiban yang ditugaskan Allah kepada mereka dalam Kitab-Kitab Suci berupa keimanan kepada Nabi Muhammad saw. (setelah teguhnya) setelah kukuhnya perjanjian itu, (dan memutus apa yang diperintahkan Allah dengannya untuk dihubungkan), yakni beriman dan menghubungkan silaturahmi dengan Nabi saw. serta lain-lainnya. Anak kalimat 'untuk dihubungkan' menjadi kata ganti dari 'dengannya', (dan membuat kerusakan di muka bumi) dengan melakukan maksiat serta menyimpang dari keimanan (merekalah) orang-orang yang mempunyai sifat seperti yang dilukiskan itu (orang-orang yang rugi) karena mereka dimasukkan ke dalam neraka untuk selama-lamanya.***