Bogor Times- Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW khususnya di Indonesia sangatlah meriah. Saat bulan Maulid baik itu di Rabiul Awal maupun di Rabiul Akhir itu tiba, masjid-masjid di Tanah Air ramai dengan peringatan Maulid Nabi SAW. Bahkan bukan hanya di masjid-masjid, tetapi juga di mushala, kediaman pribadi, sekolah, instansi pemerintahan, sampai istana, peringatan ini pun digelar.
Alunan shalawat dan syair-syair cinta Rasul, serta lantunan ayat-ayat suci Al-Qur’an lebih sering terdengar dari sudut-sudut kampung dan pemukiman warga Muslim. Nilai-nilai luhur dan pesan-pesan keagamaan kembali ditandaskan para juru dakwah dan pewaris para nabi. Hal itu kian menegaskan betapa tingginya kecintaan mereka terhadap Rasulullah SAW dan betapa kuatnya keinginan mereka berkumpul bersamanya kelak pada hari Kiamat.
Sebab, pada hari itu, setiap hamba akan dikumpulkan bersama orang-orang yang dicintainya, sebagaimana salah satu sabdanya, “Engkau bersama orang-orang yang engkau cintai,” (HR Al-Bukhari, Muslim, dan yang lain).
Baca Juga: Kenali Beberapa Perkara yang Dapat Merusak Hati
Peringatan tersebut dilakukan kaum Muslimin sebagai wujud kecintaan dan penghormatan mereka terhadap Rasulullah SAW sebagai panutan alam yang sangat berjasa bagi mereka. Sebab, ia adalah sosok pembawa cahaya terang di tengah kegelapan. Ia bak oase di tengah padang pasir yang tandus. Ia pula yang mengantarkan mereka kepada pintu hidayah dan gerbang keimanan.
Namun, muncul sebuah pertanyaan ringan, mengapa kaum Muslimin mengenang Rasulullah SAW pada hari kelahirannya, bukan pada hari wafatnya, sebagaimana tradisi haul atas wafatnya para ulama?
Jawabannya sangat sederhana. Pertama, tidaklah mungkin membandingkan Rasulullah SAW dengan para ulama. Kedua, ulama atau pahlawan dikenang pada hari wafatnya setelah terlihat jasa dan perjuangannya. Sementara Rasulullah SAW sebelum kelahirannya pun, sudah membawa banyak keberkahan bagi seluruh alam.
Baca Juga: Inilah Sejarah Lengkap Fatayat NU
Sejak Nabi Adam diciptakan, nama Nabi Muhammad telah tertulis di pintu surga. Kemunculannya telah dikabarkan Taurat dan Injil. Karenanya, 12 Rabi’ul Awal menjadi titimangsa yang paling dinanti oleh seluruh penduduk langit dan bumi.
Sebagai bentuk kegembiraan atas hadirnya sosok panutan alam, tak heran pula jika beberapa kejadian langka dan mengagumkan turut mendahului dan mengiringi kelahirannya. Itulah sebabnya beliau dikenang pada hari kelahirannya.
Dilansir dari NU Online, Ada sejumlah kejadian menakjubkan yang menyertai kelahiran Nabi SAW, antara lain adalah sebagai berikut.
Baca Juga: Simak Niat Puasa Tasu'a dan Asyura di Bulan Muharram Lengkap dengan Latin, Terjemah Serta Keutamaannya
Pertama, hancurnya pasukan Abrahah yang hendak menyerang Ka‘bah oleh kawanan burung Ababil. Peristiwa ini berlangsung pada tahun 571 M, tepat pada tahun kelahiran Nabi SAW. Penyerangan Abrahah sendiri dipicu oleh kecemburuannya melihat bangunan Ka’bah yang selalu ramai dikunjungi masyarakat Arab dari berbagai penjuru.
Kendati sudah mendirikan gereja super megah sebagai tandingannya, namun masyarakat Arab tetap memilih berkunjung ke bangunan tua yang didirikan oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail tersebut. Itulah alasannya Abrahah bertolak dari Yaman bersama pasukan bergajah untuk menghancurkan rumah Allah tersebut.
Namun, Allah berkehendak menyelamatkan rumah-Nya. Gajah-gajah Abrahah berhenti di tempat yang dikehendaki-Nya. Saat itulah Rabbul Ka‘bah menurunkan kawanan burung Ababil dari berbagai penjuru dengan membawa batu-batu dari tanah yang membakar. Batu-batu tersebut kemudian ditimpakan dari atas ke kepala bala tentara Abrahah. Kedahsyatan peristiwa ini pun diabadikan Al-Quran dalam surah al-Fil (5) ayat 1-5. Bahkan, hewan gajah sendiri menjadi nama surat yang mengisahkan peristiwa tersebut. (Lihat Sîrah Ibni Ishaq, Darul Fikr, Beirut, Cetatakan Pertama, halaman 59-62).
Baca Juga: Sejarah Singkat Komite Hijaz NU dan Serikat Islam
Kedua, sebagaimana yang diungkap Makhzum bin Hani Al-Makhzumi, pada malam kelahiran Nabi SAW, istana Kisra berguncang hingga 14 ruangannya runtuh, api di negeri Persia yang selalu disembah kaum Majusi padam seketika. Padahal, sudah seribu tahun lamanya, api tersebut selalu menyala.
Seiring dengan kejadian itu, air danau Sawah surut, lembah Samawah kebanjiran, sejumlah mata air mengering, sehingga membuat Kisra dan rakyatnya bingung dan kelimpungan. Dikabarkan pula, seorang kepercayan Kisra bernama al-Mubidzan bermimpi melihat unta-unta bermuatan berat menuntun kuda-kuda bagus. Unta-unta tersebut berjalan mengarungi sungai Tigris dan sungai Eufrat lalu menyebar ke sejumlah negerinya.
Artikel Terkait
Sederet Peristiwa Penting Iringi Kelahiran Nabi Muhammad SAW yang Jarang Diketahui Orang
Sejarah Singkat Komite Hijaz NU dan Serikat Islam
Mengenal Tokoh Sunda Oto Iskandar di Nata (1)
Sejarah Pertemuan Ahli Al-Quran hingga Lahirkan JQHNU
Sejarah Pendirian dan Pengesahan pendirian JQHNU
Simak Niat Puasa Tasu'a dan Asyura di Bulan Muharram Lengkap dengan Latin, Terjemah Serta Keutamaannya
Biografi Singkat Kelahiran Nabi Muhammad SAW hingga Awal Hijrah ke Madinah
Inilah Khazanah Fathaniyah dan Kisah Panjang Percetakan Kitab-Kitab Ulama Jawi
Inilah Sejarah Lengkap Fatayat NU
Kenali Beberapa Perkara yang Dapat Merusak Hati