• Kamis, 12 Desember 2024

Kedalaman Ilmu Syekh Sa'id Al-Nursi

- Senin, 10 Juli 2023 | 23:26 WIB
Ulama Nusantara (Dokumentasi Bogor Times)
Ulama Nusantara (Dokumentasi Bogor Times)

Bogor Times- Dalam ceramah/maw'idzah hasanah peresmian Pondok Pesantren al-Mumtaz al-Islami, di Bandar Lampung Ahad (22/01/2023), saya sampaikan--antara lain--sepenggal kisah seorang ulama besar, tokoh pembaharu Islam di Turki bernama al-Syaikh Badi' al-Zaman Sa'id al-Nursi (lahir: 1878 - wafat 1960) sebagai bahan renungan khususnya bagi para santri.


Kecenderungannya pada ilmu sudah terlihat sejak usianya masih belia. Pada masa mudanya, tahun 1891 M./1308 H., melalui mimpi ia mendapatkan kabar gembira dari Rasulullah saw.


وفي هذه الأثناء رأى فيما يرى النائم : أن القيامة قد قامت, والكائنات بعثت من جديد. ففكر كيف يتمكن من زيارة الرسول الأعظم صلى الله عليه وسلم, ثم تذكر أن عليه الإنتظار في بداية الصراط الذي ي مر عليه كل فرد فأسرع إليه ... وهكذا مر به جميع الأنبياء والرسل الكرام فزارهم واحدا واحدا وقبل أيديهم وعندما حظي بزيارة الرسول الأعظم صلى الله عليه وسلم هوى على يديه فقبلهما ثم طلب من العلم فبشره الرسول صلى الله عليه وسلم : سيوهب لك علم القرآن ما لم تسأل أحدا .[سيرة ذاتية ص : ٦٧ ]

"Pada saat ia bermimpi, bahwa akhir telah terjadi, alam semesta berubah menjadi baru. Terbersit dalam pikirannya, bagaimana caranya bisa mengunjungi Rasul yang agung, Sayyiduna Muhammad saw., ia menyadari bahwa ia harus menunggu di ujung jalanan lebar yang akan dilintasi oleh setiap orang orang. Ia terburu-buru ke sana... Demikanlah, di jalanan yang lebar itu melintaslah semua Nabi dan Rasul, sehingga ia bisa mengunjungi satu-satunya mereka bersama. Ia ciumi tangan para Nabi dan Rasul itu. Manakala ia melangkahkan kaki untuk mengunjungi Rasul yang agung , Sayyiduna Muhammad saw., ia menggenggam kedua tangannya lalu ia menciumnya, lalu ia meminta ilmu. Selanjutnya, Nabi saw. memberikan kabar gembira, "akan dianugerahkan kepadamu ilmu al-Qur'an selagi engkau tidak meminta kepada seorangpun." [Sirah Dzatiyyah halaman 67]


Mimpi inilah yang memotivasi al-Syaikh Sa'id al-Nursi sangat bersemangat menuntut ilmu, belajar ilmu agama kepada beberapa gurunya, misalnya kepada al-Mula Muhammad Amin Afandi, lalu menjadi murid dari al-Syaikh Muhammad al-Jalali.


وفي ذلك الوقت لم يبد على سعيد ذكاء خارق أو قوة معنوية وحدها بل ظهرت عليه أيضا حالة عجيبة كانت خارجة عن نطاق استعداده وقابلياته كلها بحيث إنه بعد اطلاعه على مبادئ الصرف والنحو خلال سنة أو سنتين ظهرت عليه الحالة العجيبة فكأنه أكمل قراءة ما يقرب من خمسين كتابا خلال ثلاثة أشهر .


Pada saat itu, kecerdasan luar biasa atau potensi tersembunyi belum menampak pada diri Sa'id al-Nursi, namun pada dirinya sudah terlihat jelas keadaan yang mencengkangkan yang berada di luar semua kesiapannya. Setelah ia menelaah dasar-dasar ilmu sharf (morfologi) dan nahwu (sintaksis) selama setahun atau dua tahun, menampak pada dirinya suatu kondisi yang mengagumkan. Dalam tempo tiga bulan ia sudah menamatkan sekitar 50 (lima puluh) kitab.

Al-Syaikh Sa'id Nursi adalah seorang santri yang setiap hari sangat banyak membaca dan mampu memahami dengan sangat baik apa saja yang dibacanya. Bidang ilmu apa saja yang dikuasainya dengan sempurna. Bila ia diuji dengan pertanyaan terkait bidang ilmunya itu, ia mampu menjawabnya dengan benar.


كان يقرأ في هذه الشهور الثلاثة يوميا ما يقارب مئتي صفحة أو يزيد من متون أمهات الكتب أمثال : جمع الجوامع و شرح المواقف وابن حجر مع الفهم التام من دون معونة أحد إلى حد أنه ما كان يسأل سؤالا عن أي علم كان إلا وي جيب عنه إجابة شافية فاستغرق في

Referensi ini tidak dapat diubah dengan cara apa pun.


Dalam tempo tiga bulan, setiap harinya ia selalu membaca sekitar 200 halaman atau lebih dari berbagai matan kitab-kitab yang penting, seperti Jam' al-Jawami' fi Ushul al-Fiqh karya al-Imam Taj al-Din al-Subki (727- 771 H.), Syarh al-Mawaqif fi 'Ilm al-Kalam karya 'Adhdhu al-Din al-Iji (wafat:756 H.) dan Tuhfat sl-Muhtaj fi Syarh al-Minhaj karya Ibnu Hajar al-Haitsami al-Makki , yakni Syarh Minhaj al-Thalibin karya al-Imam al-Nawawi al-Syafi'i, diiringi dengan pemahaman yang sempurna meski tanpa bantuan seorangpun, hingga mencapai suatu batas ketika ia ditanyai dengan pertanyaan dari ilmu apa saja ia pasti mampu menjawabnya dengan jawaban yang memuaskan. Ia tenggelam dalam bacaan dan pelajaran, sehingga terungkap dengan kehidupan sosial menjadi terputus.


Suatu ketika seorang gurunya, al-Mula Fathullah berkata,

حسنا...إن ذكاءك خارق ولكن دعنا نرى قوة حفظك ! Apakah Anda tahu apa yang harus dilakukan untuk mengetahui apa yang harus dilakukan?


"Baiklah...Sesungguhnya Anda sangat cerdas.Tetapi, biarlah kami melihat kekuatan hapalanmu! Apakah Anda mampu untuk menghapalkan beberapa halaman dari Kitab Maqamat al-Hariri [kitab tentang prosa ilmiah dan ilmu retorika] setelah membaca dua kali?"


Lalu al-Mula Sa'id al-Nursi meraih kitab tersebut, setiap halaman ia baca hanya sekali baca dan itu sudah cukup untuk menghapalnya, tidak butuh dua kali baca. Ia membacakan hapalannya di hadapan gurunya itu. Sang ustadz tidak bisa menyembunyikan kekagumannya yang luar biasa.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rajab Ahirullah

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Wajib Tau, Penyebab Kemiskinan Pendapat Ulama

Selasa, 8 Oktober 2024 | 10:18 WIB
X