• Kamis, 21 November 2024

UAS Ingatkan Driver Ojol untuk Pilah-Pilih Antar Pesanan Makanan Halal

- Selasa, 25 Juli 2023 | 23:14 WIB
Ustadz Abdul Somad (UAS)  (instagram.com/ustadzabdulsomad_official)
Ustadz Abdul Somad (UAS) (instagram.com/ustadzabdulsomad_official)

Bogor Times-UAS menyebut driver ojek online daring (ojol) sebaiknya pilah-pilih dalam mengantarkan makanan halal dan haram. Menurutnya, tidak semua orderan harus diambil dan diantar.

Dalam tausiyahnya di Komplek Jalan Citra Garden, Titi Rantai, Medan Baru, Ustadz Abdul Somad (UAS) menegaskan pentingnya memperhatikan aspek kehalalan dalam pekerjaan sebagai driver ojol, terutama ketika mengantarkan pesanan makanan kepada pelanggan.

"Transparan, yang mau dijemput ini siapa. Makanan yang mau dibawa ini terbuat dari apa, maka antarlah yang halal," ungkap UAS dalam video yang diunggah di channel Youtube Ustadz Abdul Somad Official.

UAS menyatakan bahwa mengantar makanan nonhalal bisa membawa dampak negatif bagi diri sendiri. Ia khawatir jika terlibat dalam pengantaran makanan yang tidak halal, maka dapat berkontribusi dalam perbuatan yang haram.

"Jangan semua mau diantar. Aku ni Pak Ustadz udah kerja payah kali cari duit, semua ku antar. Jangankan babi, setan pun ku antar. Ini tak betul," tegas UAS.

Menurutnya, dalam menjalankan pekerjaan sebagai driver ojol, sebaiknya memilih orderan dengan cermat. Driver ojol bisa menyaring pesanan makanan yang halal dan menghindari yang nonhalal. Hal ini dilakukan untuk menjaga keberkahan rezeki dan mendapatkan ridha Allah.

Pengajian UAS tersebut mendapatkan perhatian luas dari masyarakat, terutama para driver ojol yang beragama Islam. UAS memberikan penekanan pentingnya menjaga kehalalan dalam setiap aspek pekerjaan, sehingga para driver ojol diharapkan dapat lebih selektif dalam menerima dan mengantarkan pesanan makanan kepada pelanggan.

Pentingnya mengutamakan kehalalan dalam bisnis dan pekerjaan menjadi perhatian serius bagi masyarakat Indonesia, terutama di tengah mayoritas penduduk yang beragama Islam. Semoga pesan dari UAS ini dapat dijadikan pedoman dalam mengambil keputusan dan bertindak sesuai dengan nilai-nilai keagamaan dan etika yang berlaku.

Dalam menghadapi pesan dari UAS tersebut, para driver ojol mulai mempertimbangkan dengan lebih serius tentang pentingnya memilah-milah pesanan yang akan mereka antar. Beberapa di antara mereka menyatakan bahwa nasihat dari UAS memberikan pandangan yang lebih jelas tentang kehalalan dalam menjalankan pekerjaan sehari-hari.

Salah satu driver ojol, Ahmad, menyampaikan bahwa setelah mendengar pengajian UAS, ia mulai lebih selektif dalam mengambil pesanan makanan. Ia lebih berhati-hati untuk tidak mengantarkan makanan yang berasal dari tempat yang tidak memiliki jaminan kehalalan. "Saya merasa lebih tenang dalam menjalankan pekerjaan sekarang, karena tahu bahwa apa yang saya kerjakan adalah halal dan tidak melanggar ajaran agama," ujarnya.

Namun, di sisi lain, ada juga beberapa driver ojol yang merasa dilema dengan nasihat tersebut. Mereka menyadari bahwa tidak mengantarkan makanan nonhalal dapat berarti kehilangan kesempatan mendapatkan penghasilan tambahan. "Beberapa restoran yang nonhalal menawarkan komisi yang lebih tinggi, dan itu tentu menggoda bagi kami yang mencari pendapatan lebih," ungkap seorang driver ojol yang enggan disebutkan namanya.

Tantangan bagi para driver ojol adalah menemukan keseimbangan antara nilai keagamaan dan kebutuhan ekonomi. Sebagian dari mereka berusaha mencari alternatif pendapatan dengan tetap memprioritaskan prinsip-prinsip agama yang diyakini.

Dalam hal ini, para pengguna jasa ojol juga berperan penting. Mereka dapat berkontribusi dalam mendukung prinsip kehalalan para driver ojol dengan lebih memperhatikan sumber makanan yang mereka pesan. Dengan memilih restoran yang memiliki sertifikasi halal atau memiliki jaminan kehalalan, pengguna jasa ojol turut berpartisipasi dalam menerapkan nilai-nilai keagamaan dalam transaksi tersebut.

Diharapkan nasihat dari UAS ini juga dapat menjadi pembelajaran bagi masyarakat lebih luas tentang pentingnya menjaga kehalalan dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam pekerjaan dan bisnis. Kesadaran akan pentingnya kehalalan dapat menjadi langkah menuju kehidupan yang lebih berkah dan lebih bermakna.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Febri Daniel Manalu

Tags

Rekomendasi

Terkini

Wajib Tau, Penyebab Kemiskinan Pendapat Ulama

Selasa, 8 Oktober 2024 | 10:18 WIB
X