Bogor Times-Sejak menjabat sebagai Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir harus menghadapi berbagai masalah di tubuh perusahaan BUMN. Beberapa masalah yang menggerogoti BUMN adalah keterlibatan oknum-oknum dalam kasus korupsi, seperti Jiwasraya sejak tahun 2006 dan korupsi di Garuda Indonesia.
Erick Thohir berusaha menghadirkan perubahan melalui program 'bersih-bersih BUMN' untuk membenahi masalah internal perusahaan-perusahaan tersebut. Salah satu perusahaan yang menjadi sorotan adalah PT Istaka Karya (Persero) yang baru-baru ini mengalami kebangkrutan dan meninggalkan kesedihan bagi para vendor yang bekerjasama dengannya.
Menurut Erick, sebelum dia mendapatkan tugas memimpin BUMN, kinerja keuangan PT Istaka Karya sudah memprihatinkan dan perusahaan tersebut telah masuk dalam proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) sejak tahun 2012.
"Saya jadi menteri tahun? (2019) akhir. Ini kan kembali, kalau jadi pemimpin harus berani mengambil kebijakan," ujar Erick dalam penjelasannya pada Rabu (26/7/2023).
Masalah yang terjadi di BUMN tidak hanya terbatas pada PT Istaka Karya. Sebelumnya, kasus korupsi yang melibatkan Jiwasraya dan juga dugaan korupsi di maskapai penerbangan Garuda Indonesia menjadi perhatian serius bagi keberlangsungan perusahaan BUMN.
Sebagai Menteri BUMN,Erick Thohir berkomitmen untuk membawa perubahan positif dan melakukan langkah-langkah tegas untuk memperbaiki kondisi perusahaan-perusahaan BUMN. Program 'bersih-bersih BUMN' menjadi salah satu upaya untuk menjaga keberlanjutan BUMN dalam iklim yang lebih sehat dan transparan.
"Kendati langkah-langkah pembenahan dilakukan, prosesnya tidak selalu mudah dan meninggalkan dampak sosial, terutama bagi para vendor dan mitra perusahaan yang harus menghadapi konsekuensi dari kebangkrutan dan restrukturisasi perusahaan BUMN,"tambah Erick.
Permasalahan PT Istaka Karya yang meninggalkan kesedihan bagi para vendor dan subkontraktor menjadi salah satu contoh nyata betapa rumitnya proses penataan dan pembenahan perusahaan BUMN. Meskipun demikian, langkah-langkah ini diharapkan akan membawa perubahan positif dan memberikan kepercayaan kepada masyarakat bahwa BUMN berkomitmen untuk beroperasi dengan integritas dan efisiensi yang tinggi.
Dalam upayanya membenahi BUMN, Erick Thohir berharap agar semua pihak dapat bekerja sama untuk menciptakan lingkungan bisnis yang sehat dan adil, sehingga BUMN dapat memberikan kontribusi nyata bagi kemajuan dan kesejahteraan bangsa.
"Sebagai langkah konkret dalam membenahi kondisi BUMN, saya juga berupaya untuk menyelesaikan kasus-kasus yang melibatkan para vendor dan mitra perusahaan yang dirugikan akibat kebangkrutan atau masalah lainnya. Salah satu contohnya adalah kasus PT Istaka Karya yang menyisakan tangis pahit bagi para vendor yang belum menerima pembayaran piutang mereka,"tegas menteri.
Dalam menjawab keprihatinan para vendor tersebut, Erick Thohir menyatakan bahwa penyelesaian masalah tersebut dapat diselesaikan melalui pengadilan, seperti yang telah dialami oleh maskapai Garuda Indonesia dalam kasus korupsi yang pernah mengguncang perusahaan tersebut. Langkah ini menunjukkan komitmen Erick Thohir dalam memberikan keadilan bagi para pihak yang terkena dampak dari masalah internal perusahaan BUMN.
"Perkumpulan Rakyat Korban BUMN Istaka Karya (Perkobik) telah meminta bantuan dari Komisi VI DPR RI untuk membantu menjembatani dan memberikan solusi atas permasalahan yang mereka hadapi. Kondisi tersebut menggambarkan betapa kompleksnya tantangan yang saya hadapi sebagai Menteri BUMN,"jelas dia.
Terkait dengan kasus Istaka Karya, salah satu vendor yang menjadi korban adalah Triyatno dari CV Tri Jaya Abadi. Ia dengan tulus mengungkapkan penderitaannya ketika rumahnya disita oleh perbankan karena gagal bayar dari Istaka Karya. Perjuangan yang telah dilakukan oleh vendor-vendor seperti Triyatno menunjukkan dampak nyata dari kondisi krisis yang dialami oleh perusahaan BUMN.