Bogor Times-Anies Baswedan menyinggung perbedaan dalam gaya kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Presiden RI pertama, Soekarno. Dalam pernyataannya, Anies menekankan bahwa Soekarno dikenal dengan gaya kepemimpinannya yang mengajak masyarakat untuk ikut berperan aktif dalam pembangunan bangsa, termasuk dalam bidang pendidikan.
Gaya kepemimpinan yang diingatkan oleh Anies mengacu pada masa Soekarno, di mana Presiden pertama Indonesia ini dikenal sebagai tokoh yang bersemangat dalam membangun kesadaran nasional dan mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam memajukan bangsa.
Presiden Soekarno memahami bahwa pendidikan adalah kunci utama untuk menggerakkan kemajuan bangsa dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena itu, dia menggagas berbagai program dan gerakan pendidikan yang melibatkan masyarakat secara luas.
"Saya waktu itu ketika memulai Indonesia Mengajar, kami eksplisit menyampaikan pendidikan bukan hanya sebagai program, tapi sebagai gerakan," kata Anies.
Anies Baswedan menyoroti bahwa keterlibatan aktif masyarakat dalam program-program pendidikan memiliki nilai yang lebih dalam menciptakan dampak positif dan memastikan partisipasi aktif seluruh elemen bangsa dalam membangun Indonesia ke depan.
"Namun, saya menegaskan bahwa dalam kepemimpinan Jokowi, terlihat adanya perbedaan dalam pendekatan untuk melibatkan masyarakat dalam pembangunan pendidikan. Gaya kepemimpinan Jokowi terlihat lebih cenderung pada pemenuhan kebutuhan fiskal negara, termasuk melalui pembayaran pajak publik,"tambah Anies.
Kritik dari Anies Baswedan ini menunjukkan perbedaan pandangan dan pendekatan dalam memandang pentingnya keterlibatan masyarakat dalam upaya memajukan pendidikan dan pembangunan bangsa. Perbandingan antara kepemimpinan Jokowi dengan Presiden Soekarno memberikan sudut pandang yang menarik dalam dinamika politik dan isu-isu kunci yang relevan di hadapan Pemilihan Presiden 2024.
Pernyataan Anies Baswedan tentang perbedaan gaya kepemimpinan antara Jokowi dan Presiden Soekarno menjadi sorotan bagi banyak kalangan.
"Banyak yang berpendapat bahwa membandingkan kedua presiden ini memerlukan pemahaman lebih mendalam tentang konteks dan tantangan yang dihadapi oleh masing-masing pemimpin pada masanya,"ujar dia lagi.
Beberapa kalangan menilai bahwa perbandingan tersebut bisa menjadi inspirasi bagi para pemimpin masa kini untuk mengambil hikmah dari kepemimpinan Soekarno yang progresif dan visioner dalam membangun kesadaran nasional dan menggerakkan semangat rakyat. Namun, ada juga yang berpendapat bahwa konteks dan kondisi politik serta sosial pada masa Soekarno sangat berbeda dengan masa sekarang, sehingga tidak sepenuhnya dapat diterapkan secara langsung.
Sementara itu, ada pula yang membela gaya kepemimpinan Jokowi yang lebih fokus pada pembayaran pajak publik dan pemenuhan kebutuhan fiskal negara. Menurut pendukung Jokowi, fokus ini merupakan bagian dari upaya untuk mencapai stabilitas ekonomi dan kemajuan pembangunan secara keseluruhan.
