Bogor Times-Sebelum menjabat sebagai Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Tangerang, Mulyani sudah memiliki pengalaman karir yang panjang di pemerintahan. Ia memulai karirnya pada 1988 sebagai auditor Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Jember, Jawa Timur.
Kemudian, pada 2002, Mulyani menjadi staf auditor inspektorat di Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Kota Tangerang.
Dengan latar belakang pendidikan yang bagus, Mulyani telah menempuh berbagai jenjang pendidikan. Ia menyelesaikan pendidikan dasarnya di SDN 1 Panosogan Kabupaten Tangerang dan melanjutkan ke tingkat menengah di SMAN 1 Kabupaten Tangerang.
Setelah itu, ia meraih gelar Diploma 3 di Politeknik Keuangan Negara (STAN) di Tangerang Selatan. Selanjutnya, ia mengambil pendidikan strata 1 (S1) di Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung, Jawa Barat, dan melanjutkan pendidikan S2 di Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) di Ciputat, Tangerang.
Selain berkarir di pemerintahan, Mulyani juga memiliki harta kekayaan yang signifikan. Berdasarkan data harta kekayaannya, Mulyani memiliki jumlah harta mencapai miliaran rupiah, termasuk tanah, bangunan, alat transportasi, surat berharga, dan lain-lain. Total harta kekayaan Mulyani mencapai Rp 1.721.695.220.
Namun, belakangan Kepala Dinas Sosial Kota Tangerang, Mulyani, menjadi sorotan setelah 10 anak asuh Pratiwi Noviyanthi dibawa. 10 bayi tersebut merupakan anak dari orang dalam gangguan jiwa (ODGJ) yang dirawat oleh Pratiwi Noviyanthi.
"Saya gak mau anak saya dibawa, saya gak mau anak saya dibawa, tolong bu, saya mohon bu, saya sujud di kaki ibu, jangan bawa anak saya bu,"kata Pratiwi pada Senin,31 Juli 2023.
Pegawai Dinas Sosial membawa 10 bayi anak asuh Pratiwi Novianthi dari yayasan miliknya di Cipondoh, Kota Tangerang, Banten. Meskipun bukan pihaknya yang membawa anak asuh Novi, Mulyani diminta untuk mendampingi. Anak asuh Novi kemudian dibawa ke Rumah Sosial Perlindungan Anak Bambu Apus dan kini dalam kewenangan Kementerian Sosial RI.
Setelah kejadian membawa10 anak asuh Pratiwi Noviyanthi kini pegawai Dinas Sosial Kota Tangerang, Mulyani menjadi pusat perhatian publik dan mendapat sorotan media.
Pratiwi Noviyanthi sendiri sangat emosional dan berusaha keras agar anak-anak asuhnya tidak dibawa. Dia mengeluarkan permohonan dengan penuh kesedihan dan berlutut di depan Mulyani, berharap agar anak-anaknya tidak dipisahkan darinya.
Namun, Mulyani menyatakan bahwa pembawaan anak-anak tersebut bukan atas permintaannya, melainkan dia diminta untuk mendampingi."Kami diminta mendampingi,"kata kepada dinas.
"Kejadian ini membuat Mulyani dan Pratiwi Noviyanthi terlibat dalam polemik, dan pihak berwenang sedang melakukan investigasi lebih lanjut terkait legalitas yayasan dan kondisi anak-anak asuh tersebut,"kata Mulyani.
Dalam situasi ini, Mulyani harus menghadapi tekanan dan tanggung jawab atas tindakan yang terjadi di bawah wewenangnya sebagai Kepala Dinas Sosial Kota Tangerang. Sorotan publik terhadap kasus ini semakin meningkat karena melibatkan kesejahteraan dan keamanan anak-anak yang harus menjadi perhatian utama pemerintah.
Pihak berwenang akan terus melakukan penyelidikan untuk mengungkap lebih banyak fakta terkait kejadian ini. Sementara itu, publik menantikan bagaimana kasus ini akan berkembang dan bagaimana pihak berwenang akan menangani isu-isu sensitif yang terkait dengan perawatan dan perlindungan anak.
Mulyani juga harus menjalani tekanan dan kritik publik terkait kekayaannya yang mencapai miliaran rupiah, sehingga transparansi dan akuntabilitas menjadi penting dalam menghadapi situasi ini.