• Kamis, 21 November 2024

Nasib Memilukan Korban TPPO: Kekejaman di Negeri Asing dan Perjuangan Kembali ke Tanah Air

- Minggu, 6 Agustus 2023 | 15:31 WIB
Contoh ilustrasi foto penganiayaan (Bogor Times)
Contoh ilustrasi foto penganiayaan (Bogor Times)

Bogor Times-Afril Leni (45) terduga korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) membagikan pengalaman memilukan saat dia mengalami kekerasan dari majikannya yang berada di Malaysia.

Kisah tragis Leni dimulai saat dia berangkat ke Malaysia untuk bekerja sebagai tenaga kerja domestik. Namun, apa yang diharapkan menjadi peluang untuk mencari penghidupan yang lebih baik berubah menjadi mimpi buruk.

Selama enam bulan bekerja, Leni menghadapi perlakuan tidak manusiawi dari majikannya. Gaji yang seharusnya ia terima dipotong setengahnya, dan kerap kali ia dihadapkan pada situasi yang mengancam keselamatan dan martabatnya.

Tak hanya itu, Leni juga harus berhadapan dengan kenyataan pahit bahwa dirinya tak diizinkan pulang ke Indonesia saat mendapat kabar bahwa ibunya sedang sakit parah.

Permohonannya ditolak oleh majikan, dan Leni bahkan dituduh berbohong mengenai kondisi sang ibu. 

Tidak ingin menyerah, Leni mencari cara untuk kembali ke tanah air. Namun, saat mencoba menghubungi seorang rekan dari Ogan Ilir yang memiliki relasi di Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI), Leni justru mendapat kekerasan dari majikan. Ponselnya hendak dirampas dan ia dianiaya dengan keras.

Leni bahkan tersungkur di bawah dipan kasur, mengalami luka memar di leher, pergelangan tangan kanan, dan merasa nyeri di bagian tulang pinggang. Infeksi juga menyerang kedua telinganya.

Dalam perjalanannya mencari kebebasan, Leni mengalami kekerasan yang kejam dari majikan. Ia dianiaya bahkan ponselnya hendak dirampas untuk mencegah dia mencari pertolongan.

Meskipun dalam kondisi terluka, Leni tetap berusaha melindungi ponselnya yang merupakan satu-satunya harapan untuk mendapatkan bantuan dari Konsulat Jenderal Republik Indonesia KJRI.

"Saya dipukul sampai akhirnya kabur, itu handphone masih menyala,"kata Leni ditemui di kediamannya Desa Seri Kembang III, Kecamatan Payaraman, Ogan Ilir, Sabtu,5 Agustus 2023 malam.

"Majikan perempuan pukul-pukul saya, lalu mengejar. Majikan laki-laki merekam pakai ponselnya,"ujar dia menceritakan kisah pilu yang dialaminya.

Ia berhasil kabur dari rumah majikannya, tetapi perjalanan menuju kebebasan penuh dengan bahaya dan tantangan.

Akhirnya, setelah beberapa hari berada di KJRI, Leni berhasil dipulangkan ke Indonesia dan tiba di Ogan Ilir dengan hati hancur. Namun, nestapa belum berakhir. Ia tak dapat menyaksikan ibunya untuk terakhir kalinya karena sang ibu meninggal dunia saat dirinya dalam perjalanan pulang.

"Selama saya di KJRI, Rita bilang ke orang-orang kalau luka-luka memar saya ini katanya karena saya pukul diri sendiri," ungkap Leni seraya menjelaskan bahwa dirinya diduga difitnah.

"Bulan Januari kemarin akhirnya saya dapat gaji RM 1.300 untuk pertama kalinya,"tutur Leni menceritakan ihwal dia menikmati gajinya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Febri Daniel Manalu

Tags

Rekomendasi

Terkini

Wajib Tau, Penyebab Kemiskinan Pendapat Ulama

Selasa, 8 Oktober 2024 | 10:18 WIB
X