Bogor Times-Suasana politik menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 tengah diwarnai oleh pemberitaan mengenai kondisi kesehatan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, mengungkapkan bahwa Jokowi telah mengalami batuk selama empat minggu terakhir dan mengaku bahwa ini merupakan kali pertamanya merasakan batuk dengan intensitas seperti ini.
"Presiden meminta agar dalam waktu satu minggu ini diambil langkah-langkah konkret mengingat beliau sendiri telah mengalami batuk selama hampir 4 minggu. Ini adalah pengalaman yang baru baginya," ungkap Sandiaga di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, pada Senin,14 Agustus 2023.
Sandiaga juga menambahkan bahwa salah satu faktor yang diduga mempengaruhi kondisi kesehatan Presiden adalah kualitas udara yang tidak sehat dan buruk. Ia mengutip pernyataan dokter kepresidenan yang mengindikasikan bahwa polusi udara dapat menjadi penyebab masalah kesehatan yang dialami oleh Presiden.
Pernyataan ini menjadi sorotan karena menggarisbawahi pentingnya penanganan polusi udara di wilayah Jabodetabek. Sandiaga mencatat bahwa situasi udara yang semakin tidak sehat di Jakarta telah memengaruhi aktivitas sehari-hari masyarakat, termasuk olahraga di luar ruangan seperti lari pagi.
"Bahwa pemerintah telah mengambil langkah-langkah dalam menangani polusi udara, Sandiaga menegaskan komitmennya untuk terus berkolaborasi dengan pemerintah daerah dan sektor bisnis dalam upaya meningkatkan kualitas udara di Jakarta," ujarnya.
Dalam rangkaian perhatian terhadap kondisi kesehatan Presiden dan upaya menangani polusi udara, Presiden Jokowi telah menggelar rapat terbatas. Dalam rapat tersebut, Jokowi menyoroti kualitas udara di wilayah Jabodetabek yang dinilai sangat buruk. Angka kualitas udara yang mencapai tingkat tidak sehat menjadi perhatian serius, terutama dengan DKI Jakarta yang diketahui menduduki posisi tertinggi dalam daftar kota dengan polusi udara terkotor di dunia.
Seluruh perhatian kini tertuju pada tindakan konkret yang akan diambil oleh pemerintah dan stakeholder terkait guna mengatasi masalah polusi udara. Kualitas udara yang buruk tidak hanya berdampak pada kesehatan masyarakat, tetapi juga dapat mempengaruhi dinamika politik dan citra negara Indonesia. Kini, langkah-langkah strategis diharapkan dapat diimplementasikan untuk menciptakan perubahan positif dan mewujudkan lingkungan yang lebih sehat bagi seluruh warga Jakarta.
Penulis:Febri Daniel Manalu