Bogor Times-Nama Raeni mungkin masih familiar bagi sebagian orang. Ia adalah lulusan Universitas Semarang (Unnes) yang sebelumnya sempat viral karena wisuda diantar oleh sang ayah menggunakan becak. Namun, perjalanan Raeni tidak berhenti di sana. Setelah lulus dari Unnes pada tahun 2014, Raeni terus melanjutkan pendidikan tinggi hingga ke luar negeri, membuktikan bahwa keterbatasan tidak menghalangi semangatnya dalam meraih ilmu.
Raeni telah mencuri perhatian Menteri Keuangan Sri Mulyani karena perjalanan pendidikannya yang menginspirasi. Meskipun berasal dari keluarga yang sederhana, Raeni membuktikan bahwa dengan tekad dan usaha keras, ia mampu meraih pendidikan setinggi mungkin.
"Saya bersyukur sekali mempunyai orang tua yang bagi saya sangat luar biasa. Bapak ketika beliau keluar dari pekerjaannya dan pesangonnya digunakan untuk membelikan laptop saya untuk kuliah sebagai hadiah karena beliau sudah promise (janji) kalau ketika akan nanti kalau saya lulus beasiswa saya boleh dibelikan laptop," kata Raeni saat ditemui pada Sabtu,19 Agustus 2023.
Awal yang mengharukan ini memberikan motivasi kepada Raeni untuk tidak menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan dalam pendidikan. Kepercayaan dan doa dari orang tua menjadi salah satu faktor yang memotivasi dan membantunya mencapai perjalanan pendidikan yang mengesankan.
Selama menempuh pendidikan tinggi, Raeni selalu berhasil mendapatkan beasiswa yang membantu meringankan beban keluarganya. Saat kuliah S1 di Unnes, ia memanfaatkan beasiswa Bidikmisi atau yang sekarang dikenal sebagai KIP Kuliah.
Setelah berhasil lulus dengan IPK 3,96 dan predikat cum laude dari Unnes, Raeni menerima beasiswa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan melanjutkan pendidikan S2 di University of Birmingham, Inggris. Ia mengakui bahwa mendapatkan beasiswa tersebut adalah sebuah prestasi yang membanggakan dan mengingatkan dirinya akan ketekunan dan tekadnya.
Raeni tidak berhenti di situ. Setelah menyelesaikan S2 di Inggris pada tahun 2016, ia menjadi dosen non-PNS di prodi Pendidikan Ekonomi Unnes. Namun, semangat belajarnya belum padam. Ia memutuskan untuk melanjutkan program S3 di universitas yang sama.
Di tengah kesibukannya menyelesaikan S3, Raeni aktif mengisi seminar dan berbagi pengalaman tentang bagaimana cara meraih beasiswa dan mendapatkan pendidikan tinggi. Pada Juli 2023, Raeni berhasil menyelesaikan program S3 di bidang Accounting and Climate Change di University of Birmingham, Inggris.
Kecintaan Raeni terhadap belajar dan mengajar tidak datang begitu saja. Ia mengingat bagaimana sejak kecil sudah memiliki hasrat untuk belajar dan mengajar. Meskipun kadang merasa lelah dan jenuh, tekadnya untuk terus berkembang dalam dunia pendidikan tidak pernah pudar.
Dalam mengenang perjuangannya untuk meraih pendidikan tinggi, Raeni merasa bersyukur atas kesempatan yang diberikan padanya. Pendidikan, menurutnya, adalah kunci untuk membuka banyak peluang dan mengaktualisasikan potensi seseorang.
"Seperti halnya paspor, pendidikan adalah instrumen untuk mewujudkan atau mengaktualisasikan potensi kita. Banyak pintu akan terbuka. Ada satu pintu tertutup, mungkin banyak jendela yang masih terbuka," ujar Raeni.
Raeni berpesan kepada generasi muda Indonesia, terutama yang berasal dari latar belakang sederhana, untuk tidak pernah menyerah dalam meraih pendidikan tinggi. Ia percaya bahwa ada banyak cara untuk meraihnya, seperti mencari beasiswa. Ia berharap ceritanya dapat menjadi inspirasi bagi mereka yang ingin mengubah nasib melalui pendidikan.
Pesan dan perjuangan Raeni mengingatkan kita bahwa semangat dan tekad yang kuat dapat mengatasi segala hambatan, dan pendidikan adalah kunci untuk membuka pintu menuju masa depan yang lebih baik.
Kecintaan Raeni terhadap dunia pendidikan membawanya melalui perjalanan yang inspiratif. Sejak kecil, Raeni telah menunjukkan hasratnya dalam belajar dan mengajar, dan hal ini terbukti dalam perjalanannya yang tak kenal batas meraih pendidikan tinggi.
"Sebenarnya saya suka belajar tapi ada titik poin yang mana kadang capek karena kita harus fokus ketika misalnya ada deadline sesuatu yang mana misalnya S3 itu bener-bener belajar mandiri. Apalagi saya nggak tahu soal S3 karena saya nggak punya keluarga yang lulusan perguruan tinggi," ungkap Raeni.