Bogor Times - Seorang mahasiswa membuat postingan di media sosial yang menuduh adanya kampanye LGBT di Institut Teknologi Bandung (ITB).
Postingan tersebut mencakup beberapa isu kontroversial terkait kegiatan Penerimaan Mahasiswa Baru ITB. Salah satu masalah yang diperbincangkan adalah pengisian formulir penerimaan yang mencakup jenis kelamin selain pria dan wanita, serta opsi jenis kelamin non-biner. Selain itu, juga ada laporan bahwa ada pembatasan waktu shalat Maghrib bagi mahasiswa baru.
Kepala Biro dan Humas ITB Bandung, Naomi Haswanti, memberikan tanggapan.
Dia menyatakan bahwa pihak kampus akan menyelidiki berita yang beredar. Naomi juga mengklarifikasi bahwa pernyataan gender dalam formulir telah diubah menjadi free text dan orasi tidak menggunakan istilah "pelangi".
"Pihak ITB menegaskan bahwa mereka sering mengadakan penyuluhan melalui materi-materi yang disampaikan di kelas.Selain itu, pihak kampus baru-baru ini telah menyambut mahasiswa baru dengan acara penyambutan yang diorganisir dengan baik,'ujar Naomi Haswanti kepada wartawan pada Selasa,22 Agustus 2023.
ITB adalah salah satu universitas terbaik di Indonesia.Universitas ini memiliki reputasi yang baik untuk pendidikan dan penelitiannya. ITB juga dikenal sebagai salah satu universitas paling inklusif di Indonesia. Universitas ini menyambut mahasiswa dari semua latar belakang, termasuk agama, ras, dan orientasi seksual.
"Postingan di media sosial yang menuduh adanya kampanye LGBT di ITB tidak berdasar,"kata Naomi Haswanti.
Pihak ITB telah mengklarifikasi semua tuduhan tersebut. Universitas ini menegaskan bahwa mereka tidak mendukung atau mempromosikan LGBT. ITB adalah universitas yang inklusif dan terbuka bagi semua mahasiswa.
Kontroversi tentang dugaan kampanye LGBT di ITB muncul setelah banyak protes dari para mahasiswa dan alumni.
"Para mahasiswa dan alumni merasa prihatin dengan isu-isu yang beredar, seperti pengisian formulir penerimaan yang mencakup jenis kelamin selain pria dan wanita, serta opsi jenis kelamin non-biner. Selain itu, juga ada laporan bahwa ada pembatasan waktu shalat Maghrib bagi mahasiswa baru,"tambahnya.
Beberapa mahasiswa dan alumni bahkan mengajukan pertanyaan tentang apa yang terjadi di ITB.Seorang alumni bahkan mengungkapkan bahwa setelah mendapatkan cerita dari seorang teman tentang situasi yang sebenarnya di kampus, dia merasa tergugah untuk mengambil tindakan dan menyuarakan keprihatinannya.
ITB telah mengklarifikasi semua tuduhan tersebut dan menegaskan bahwa mereka tidak mendukung atau mempromosikan LGBT.
Universitas ini juga menyatakan bahwa mereka akan menyelidiki berita yang beredar dan mengambil tindakan yang diperlukan jika terbukti benar.