Bogor Times - Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta mengungkap penyebab terj4t*hny4 siswi SDN Petukangan Utara 06 Pagi adalah karena korban sedang bermain di dekat pagar sekolah pada saat jam pelajaran sedang berlangsung.
Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Nahdiyah, mengatakan bahwa pihak kepolisian telah melakukan penyelidikan terkait kasus ini. Hasil penyelidikan menunjukkan bahwa tidak ada unsur kesengajaan dalam kejadian tersebut.
"Hasil penyelidikan oleh pihak kepolisian menunjukkan bahwa tidak ada unsur kesengajaan dalam kejadian ini," ujar Nahdiyah.
Namun, hasil penyelidikan tersebut menuai kritik dari sejumlah pihak. Mereka menilai bahwa sekolah harus bertanggung jawab atas kejadian ini karena tidak memberikan pengawasan yang memadai kepada para siswa.
"Sekolah harus bertanggung jawab atas kejadian ini. Mereka harus meningkatkan keamanan di lingkungan sekolah agar kejadian serupa tidak terulang kembali," kata Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Susanto.
Susanto mengatakan bahwa sekolah harus memasang pagar yang lebih tinggi dan memasang CCTV di area sekitar pagar sekolah. Selain itu, sekolah juga harus memberikan sosialisasi kepada para siswa tentang pentingnya keselamatan diri.
"Sekolah harus memasang pagar yang lebih tinggi dan memasang CCTV di area sekitar pagar sekolah. Selain itu, sekolah juga harus memberikan sosialisasi kepada para siswa tentang pentingnya keselamatan diri," ujar Susanto.
Di sisi lain, pihak sekolah mengaku akan meningkatkan pengawasan di lingkungan sekolah. Mereka juga akan memberikan pendampingan psikologis kepada korban dan keluarganya.
"Kami akan meningkatkan pengawasan di lingkungan sekolah. Kami juga akan memberikan pendampingan psikologis kepada korban dan keluarganya," kata Kepala Sekolah SDN Petukangan Utara 06 Pagi, Sri Wahyuni.
Sri Wahyuni mengatakan bahwa pihaknya telah memasang pagar di sekitar sekolah. Namun, pagar tersebut masih terlalu rendah sehingga memungkinkan siswa untuk memanjatnya.
"Kami telah memasang pagar di sekitar sekolah. Namun, pagar tersebut masih terlalu rendah sehingga memungkinkan siswa untuk memanjatnya," ujar Sri Wahyuni.
Kasus ini merupakan peringatan bagi sekolah-sekolah di Indonesia untuk meningkatkan keamanan di lingkungan sekolah. Sekolah harus memberikan pengawasan yang memadai kepada para siswa agar kejadian serupa tidak terulang kembali.