Bogor Times– Berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (Perseroan). Prerusahaan itu sukses membagikan dividen sebesar Rp308 miliar atau Rp90 per saham untuk tahun buku 2023.
Selain itu, dalam pertemuan para pemegang saham itu juga ditentukan pergantian Komisaris Utama, dari jabatan laya yang dipegang oleh Kevin Gerard Gluskie kini jabatan tersebut diduduki oleh Roberto Callieri.
Corporate Secretary PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, Dani Handajani menjeladkan, RUPS Luar Biasa menyetujui pembelian kembali saham dengan biaya maksimal Rp895 miliar dari 15 Mei 2024 hingga 31 Desember 2024.
Baca Juga: Meriahkan Ramadhan, Indocement Gelar Serangkaian Kegiatan Rohani
Baca Juga: PT Indocement (INTP) Capai Laba Rp1,95 Triliun 2023, Tumbuh 5,85%
Baca Juga: Perkuat Posisi di Jateng, Indocement Sukses Akuisisi Semen Grobogan
“Laba bersih tahun 2023 sebesar Rp1,950 triliun akan dibagikan sebagai dividen tunai sebesar Rp308 miliar, sementara sisa laba akan dicatat sebagai saldo laba ditahan. Pemegang saham yang berhak atas dividen adalah yang tercatat pada 28 Mei 2024,” ungkap Dani dalam keterangannya, Rabu 15 Mei 2024.
Pada Q1 2024, lanjut Dani, pasar semen domestik stagnan dengan kontraksi pasar semen kantong sebesar -5,4 persen dan pertumbuhan pasar curah +14,9 persen.
Menurutnya, kondisi itu terjadi karena pembangunan ibu kota baru menjadi pendorong utama permintaan. Dimana volume penjualan domestik Indocement (semen dan clinker) mencapai 4,479 juta ton, naik 4,1 persen dari tahun lalu, terutama berkat operasional Semen Grobogan. Namun, tercatat pula volume ekspor turun 55,2 persen menjadi 70 ribu ton.
Baca Juga: Bank Sampah Awards 2013, Indocement Beri Apresiasi Penghargaan ke Desa Mitra
Baca Juga: Meriahkan Hari Bangunan Indonesia 2023, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Gelar Turnamen Futsal
Baca Juga: Ultah ke-48, Indocement Geber Target Jadi Perusahaan Hijau di Indonesia
Kemudian, kata Dani, Pendapatan Neto Indocement turun 3,8 persen menjadi Rp4.082,6 miliar, karena penurunan harga konsolidasi, dengan Margin EBITDA tercatat 16,8 persen atau Rp685,2 miliar, dengan laba periode berjalan 5,8 persen atau Rp238,0 miliar.
“Meskipun volume penjualan keseluruhan naik 2 persen, pendapatan neto turun karena komposisi produk yang berubah. Beban pokok pendapatan turun 2,3 persen menjadi Rp2.902,4 miliar berkat efisiensi, menghasilkan margin laba bruto 28,9 persen,” jelas Dani.
Pada RUPST tersebut, tercatat pula beban usaha yang naik 6,6 persen menjadi Rp876,6 miliar yang diakibatkan peningkatan volume penjualan dan operasional di Semen Grobogan.