Bogor Times- Terdapat perbedaan ulama tentang penyusunan awal tema ilmu Nahwu. Halnitu terjadi di kalangan ahli dan sejarahwan Nahwu.
Setidaknya pendapat itu terbelah ke dalam dua kelompok. Pertama, mereka yang berpandangan jika tema-tema nahwu itu dibentuk dari peristiwa-peristiwa kesalahan gramatika masyarakat Arab sendiri. Dari peristiwa-peristiwa al-laḥn ini kemudian berkembang pada tema-tema bahasan lain. Pendapat demikian adalah yang dipegang oleh kalangan mayoritas ulama nahwu.
Kedua, mereka yang berpandangan jika tema-tema awal nahwu itu dibangun atas dasar pemikiran (istinbāt), bukan atas dasar kesalahan gramatik yang terjadi di lapangan. Bahan dasarnya adalah prinsip-prinsip umum berbahasa untuk menolak terjadinya kesalahan gramatik di kalangan masyarakat Arab saat itu. Meskipun golongan kedua ini agak siantifik, namun tidak kuat riwayatnya.
Berdasarkan dua hal ini maka sejarah pembentukan ilmu Nahwu berasal dari kawasan Arab. Hal ini sekaligus juga untuk membantah beberapa pendapat para pemikir Eropa yang menyatakan jika ilmu nahwu terbentuk setelah ada persentuhan dengan tradisi Syiriac (Suryani) dan Yunani. Para pemikir Eropa berpendapat demikian karena Iraq adalah dimana Islam bertemu dengan peradaban lain.
Namun demikian, adakah mungkin sebuah ilmu muncul tanpa keterpengaruhan atau proses interaksi dengan tradisi lain?
Di sinilah kemudian muncul pendapat tengah yang menyatakan jika benar sejarah nahwu mulai dari Iraq, murni dari kalangan Islam, namun kemudian berdealektika dengan tradisi lain. Disusun di Iraq, lalu dikembangkan definisi-definisi, lalu bersentuhan dengan budaya bahasa negara lain. Ketika pada masa orang-orang Islam belum mengenai tradisi lain di luar Islam, maka yang muncul dalam ilmu Nahwu awal adalah sangat murni Arab.
Namun keadaan mulai menjadi lain ketika para filosof Islam belajar filsafat Yunani melalui karya-karya terjemahan dalam bahasa Suryani. Perlu diketahui bahwa terjemahan filsafat Yunani dalam bahasa Suryani sangat melimpah di Iraq pada masa itu dan bahasa inilah yang menjembatani para filosof Islam belajar tentang Yunani.****