Bogor Times-Otto Toto Sugiri, salah satu orang terkaya di Indonesia menurut peringkat Forbes, berbagi kunci kesuksesannya yang telah membawa dia menduduki peringkat ke-23 di Indonesia dan peringkat ke-1.622 di dunia. Menurut Toto, prinsip utama yang dia pegang teguh hingga saat ini adalah menjauhi utang dan hidup tanpa meminta-minta.
"Saya tidak malu. Malu itu jika saya harus meminta-minta kepada orang lain, bahkan kepada orang tua pun saya tidak pernah meminta-minta," kata Toto Sugiri kepada wartawan.
Toto memiliki kekayaan senilai 1,9 miliar dolar AS, atau sekitar 28,5 triliun rupiah (dengan kurs 15.000 rupiah per dolar AS). Dia juga dikenal sebagai "Bill Gates-nya Indonesia" karena perannya yang tak terelakkan dalam industri teknologi melalui upayanya membangun pusat data di Indonesia melalui PT DCI Indonesia Tbk (DCII) untuk mendorong pertumbuhan ekonomi digital di negara ini.
Namun, siapa sangka bahwa kehidupan Toto jauh dari kemewahan. Toto menjaga dirinya agar tetap sederhana dan mempertahankan idealismenya.
Dia menceritakan pengalamannya saat menjadi mahasiswa di Jerman, di mana dia sering berdiskusi dengan teman-temannya tentang tujuan hidup. Baginya, banyak orang mencari kedamaian jiwa, yang tentu saja tidak dapat dinilai dengan uang.
Toto juga menekankan pentingnya mengelola keuangan dengan baik. Ini adalah modal penting dalam hidup, termasuk saat membangun keluarga. Dia mengatakan bahwa satu hal yang penting adalah tidak mengandalkan pinjaman untuk memenuhi kebutuhan hidup.
"Jika saya tidak punya uang, saya akan menjadi sopir taksi di akhir pekan..."ungkap Toto, yang juga mendorong karyawan-karyawannya, yang sebagian besar adalah milenial, untuk mengadopsi sikap yang sama. Oleh karena itu, penting untuk menyesuaikan gaya hidup dengan penghasilan yang dimiliki.
"Jangan tergantung pada pinjaman untuk hidup," kata Toto kepada generasi muda.
"Saya tidak akan memberikan pinjaman kepada karyawan untuk membeli mobil. Tapi saya mengerti jika mereka meminjam untuk membeli rumah, karena rumah dianggap sebagai investasi, sedangkan mobil merupakan pengeluaran. Lebih baik membeli rumah daripada menyewa," lanjutnya.
Selama di luar negeri, Toto juga mencoba berbagai pekerjaan untuk memenuhi kebutuhannya. Prinsip yang dia pegang teguh adalah tidak meminta-minta, bahkan kepada ayahnya yang saat itu bekerja sebagai bankir.
"Yang penting, tidak mencuri uang orang lain dan tidak meminta-minta. Jika saya kekurangan uang, saya menjadi sopir taksi di akhir pekan," ungkapnya.