Bogor Times-Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, mengaku sering menjadi korban bullying di berbagai platform media sosial. Ia merasa bahwa pemicu dari situasi ini adalah akibat pernyataannya yang seringkali dipelintir oleh wartawan.
"Sebagai Ketua Umum PDIP saya siap untuk berdebat dan berdiskusi mengenai berbagai isu yang dibahasnya. Namun, ia mengingatkan bahwa perdebatan dan kritik harus dilakukan secara konstruktif dan beradab, bukan dalam bentuk bullying atau penghinaan,"kata ketum di Kebun Raya Mangrove Surabaya, Rabu (26/7).
Meskipun sering mengalami bully, Megawati menegaskan bahwa dirinya siap untuk berdiskusi dan berdebat mengenai berbagai topik yang dibahasnya. Namun, ia merasa kesal karena seringkali topik tersebut disalahartikan dan diputarbalikkan hingga menjadi bahan bully di media sosial. Megawati juga menunjukkan ketegasannya dalam menghadapi isu-isu sensitif, seperti perdebatan mengenai nuklir, yang siap ia hadapi dengan penuh keyakinan.
"Iya di sini saya harus ngomong seperti ini, why? Karena sebentar lagi kan mau Pemilu, saya enggak mau digoreng-goreng lagi. Ini pernyataan saya tolong ditulis yang benar," tandas Megawati.
Ia menggambarkan bagaimana pemberitaan yang beredar seringkali tidak mencerminkan substansi penjelasan sebenarnya, dan mengingatkan pentingnya media massa memberi perhatian pada isu-isu penting, seperti lingkungan hidup, dengan memberikan porsi yang benar dan tidak hanya fokus pada aspek sensasional belaka.
Megawati kemudian memberikan contoh konkret pemelintiran yang biasa dialaminya dari media.
Dalam menghadapi situasi tersebut, Megawati berharap agar para wartawan dan media massa lebih berfokus pada substansi pernyataannya, terutama ketika membahas isu-isu penting seperti lingkungan hidup dan kebijakan politik. Ia ingin informasi yang disebarluaskan ke publik sesuai dengan konteks dan tujuan sebenarnya, sehingga masyarakat bisa memahami dengan benar apa yang ingin disampaikan.