nasional

Kasus Penembakan Anggota Densus 88 Antiteror Polri Menimbulkan Pertanyaan dan Sorotan Publik

Senin, 31 Juli 2023 | 22:36 WIB
Foto Ayah Brigadir J Samuel Hutabarat/Portaljogja.com (Febri Daniel Manalu)

Bogor Times-Kasus penembakan yang menimpa anggota Densus 88 Antiteror Polri, Bripda Ignatius Dwi Frisco Sirage (IDF), menjadi sorotan publik dan menimbulkan pertanyaan atas tragisnya kematian seorang anggota elit kepolisian tersebut.

Pengacara mendiang, Jajang, menganggap kematian Bripda IDF sangat janggal dan tidak masuk akal, sementara polisi tengah melakukan penyelidikan intensif untuk mengungkap kebenaran di balik insiden ini.

Bripda IDF tewas akibat tertembak oleh seorang rekan sesama polisi di kawasan Rumah Susun (Rusun) Polri, Cikeas, Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat, pada Minggu (23/7/2023) pukul 01.40 WIB. Para pelaku dan korban, termasuk Bripda IDF, merupakan anggota Densus 88, unit antiteror Polri yang terlatih secara khusus.

"Keluarga menilai bahwa insiden tersebut mustahil terjadi karena kelalaian dan menduga ada persiapan senjata api ilegal yang sudah disiapkan sebelumnya,"urai Jajang.

"Kami mendesak Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD serta Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk turun tangan dan mengawasi kasus ini secara langsung,"sorak Jajang dengan penuh semangat.

Jajang mengungkapkan kekhawatirannya bahwa kematian Bripda IDF bisa menjadi tragedi "Sambo jilid 2" merujuk pada insiden kematian seorang anggota polisi pada tahun 1998.

Polri pun telah mengungkapkan sejumlah fakta terbaru dalam kasus ini, termasuk hasil otopsi yang menunjukkan luka tembakan di bagian kepala korban.

"Dari penyelidikan awal, ditemukan bahwa salah satu tersangka, Bripda IMS, telah mengonsumsi alkohol sebelum atau saat peristiwa penembakan terjadi,"jelas pengacara.

Kepemilikan senjata api rakitan yang digunakan dalam penembakan itu juga menjadi fokus penyelidikan, dan Bripda IMS telah ditetapkan sebagai tersangka atas kepemilikan senjata api ilegal.

"Masyarakat pun menantikan transparansi dan kejelasan dari proses penyelidikan yang sedang berlangsung untuk mengungkapkan kebenaran di balik peristiwa tragis ini,"tambah Jajang dengan suara lantang.

Kematian seorang anggota Densus 88 menimbulkan keprihatinan dan mengingatkan bahwa penegakan hukum dan keamanan juga harus diperhatikan dengan seksama antara rekan-rekan dalam kesatuan kepolisian yang sama.

Kasus penembakan yang menimpa anggota Densus 88 Antiteror Polri, Bripda Ignatius Dwi Frisco Sirage (IDF), menjadi sorotan publik dan menimbulkan pertanyaan atas tragisnya kematian seorang anggota elit kepolisian tersebut. Pengacara mendiang, Jajang, menganggap kematian Bripda IDF sangat janggal dan tidak masuk akal, sementara polisi tengah melakukan penyelidikan intensif untuk mengungkap kebenaran di balik insiden tersebut.

 

Tags

Terkini

Wajib Tau, Penyebab Kemiskinan Pendapat Ulama

Selasa, 8 Oktober 2024 | 10:18 WIB