nasional

Kebakaran Pabrik PT Sinar Jaya Inti Mulya di Lampung Masih Berlangsung Sulit, Kerugian Belum Bisa Dihitung

Sabtu, 5 Agustus 2023 | 23:01 WIB
Kebakaran (Pixabay)

Bogor Times-Kepulan asap tebal dan ledakan keras yang terus terjadi di lokasi kebakaran pabrik PT. Sinar Jaya Inti Mulya, Lampung, membuat proses pemadaman semakin rumit dan menantang. Tim pemadam kebakaran menggunakan sejumlah alat berat, termasuk buldoser, untuk mengurai abu kelapa sawit dan material lain yang terbakar.

Namun, kondisi sulit dihadapi karena material yang terbakar jumlahnya sangat banyak. Abu kelapa sawit dan material lain yang terbakar, jika dibiarkan, dapat menjadi bara yang berpotensi menyulut api kembali. Proses pemadaman harus dilakukan dengan hati-hati dan teliti untuk memastikan bahwa semua sumber api benar-benar telah dipadamkan.

Kebakaran di pabrik ini telah berlangsung selama lebih dari 6 jam, dan upaya pemadaman masih terus berlanjut hingga saat ini. Para personel pemadam kebakaran dari berbagai daerah bekerja tanpa henti untuk mencoba mengatasi keadaan dan menghentikan laju kebakaran.

Insiden kebakaran pertama kali terjadi pada pukul 17.00 WIB di kompleks pabrik. Api dengan cepat menyebar, menyebabkan kepulan asap tebal dan terdengar ledakan dua kali, yang mengagetkan warga sekitar. Petugas pemadam kebakaran segera dikerahkan untuk mengatasi situasi tersebut.

Tim pemadam kebakaran dari berbagai daerah, termasuk Bandar Lampung, Lampung Tengah, Lampung Timur, Lampung Selatan, Pesawaran, hingga Bandara Raden Inten II, berupaya bersama-sama untuk memadamkan api yang semakin mengamuk. Namun, hingga larut malam pukul 23.30 WIB, kebakaran masih belum bisa dipadamkan. Kondisi sulit dihadapi karena material yang terbakar jumlahnya sangat banyak.

"Masih dipadamkan,"kata Agus salah satu anggota damkar,pada Jumat,4 Agustus 2023.

Upaya pemadaman terus berlanjut hingga pagi hari Sabtu (5/8/2023). Namun, kepulan asap tebal dan ledakan-ledakan masih terus terjadi di lokasi, membuat proses pemadaman semakin rumit dan menantang.

Tim pemadam kebakaran menggunakan sejumlah alat berat, termasuk buldoser, untuk mengurai abu kelapa sawit dan material lain yang terbakar. Material yang terbakar dalam jumlah besar menghadirkan risiko baru, yaitu potensi munculnya bara yang dapat menyulut api kembali.

Seiring berjalannya waktu, tim pemadam kebakaran terus bekerja tanpa kenal lelah untuk mengatasi kebakaran yang masih belum bisa dipadamkan. Upaya pemadaman dilakukan dengan sangat hati-hati dan teliti mengingat tingkat kompleksitas dan bahaya yang dihadapi.

Kepulan asap tebal dan ledakan-ledakan keras masih menjadi ancaman bagi proses pemadaman. Tim pemadam kebakaran harus menghadapi tantangan besar untuk menangani material yang terbakar, seperti abu kelapa sawit dan bahan bakar lainnya, yang dapat dengan mudah menyulut kembali api jika tidak ditangani dengan tepat.

Selain itu, pasokan air yang sulit juga menjadi kendala dalam upaya pemadaman. Tim pemadam kebakaran terpaksa harus mengambil air dari posko di Kauman yang berjarak cukup jauh dari lokasi kebakaran. Meskipun sudah ada bantuan dari berbagai daerah termasuk Bandar Lampung, Lampung Tengah, Lampung Timur, Lampung Selatan, Pesawaran, hingga Bandara Raden Inten II, namun tantangan pemadaman yang kompleks tetap menjadi kenyataan.

Ketegangan dan kekhawatiran masih menyelimuti warga sekitar dan petugas pemadam kebakaran. Mereka menyaksikan dengan prihatin dan cemas proses pemadaman yang belum menunjukkan tanda-tanda kesuksesan. Setiap langkah harus dipikirkan matang untuk menghindari kemungkinan terjadinya ledakan lebih lanjut atau risiko lain yang dapat membahayakan kehidupan dan lingkungan.

Kepala Dinas Damkar Bandar Lampung telah menurunkan puluhan personel dan mobil damkar untuk membantu mengatasi kebakaran tersebut. Namun, dampak api yang terlalu besar menyebabkan kebutuhan akan lebih banyak personel dan mobil damkar.

"Beberapa bangunan sudah bisa dipadamkan, tapi di sumber minyak masih hidup,"kata Nurkholist

"Semua pihak berharap kerja keras tim pemadam kebakaran, dukungan dari berbagai daerah, dan upaya kolaboratif dapat segera mengatasi bencana ini. Kesehatan dan keselamatan menjadi prioritas utama, dan semoga tidak ada korban jiwa dalam insiden ini,"tambah kepala dinas.

Halaman:

Tags

Terkini

Wajib Tau, Penyebab Kemiskinan Pendapat Ulama

Selasa, 8 Oktober 2024 | 10:18 WIB