Bogor Times- Klaster siswa yang terinfeksi virus corona ( Covid-19 ) usai pembelajaran tatap muka (PTM) di Sekolah Sumatera Barat dan Kalimantan Barat menjadi sorotan Badan Kesehatan Organisasi WHO .
"Kira-kira sekitar satu bulan selama aktivitas pembelajaran berani, 54 siswa dari SMA 1 Padang Panjang, Sumatera Barat dipastikan terpapar covid-19 pada 11 September," keteranga dalam laporan situasi covid-19 siaran dunia Organisasi WHO per 15 September 2021, Kamis ( 16/9).
Data tersebut diperoleh dari organisasi Dunia WHO dari berbagai sumber pemberitaan di Indonesia. Disebutkan, terdapat 54 siswa di Padang Panjang terpapar covid-19 sejak diberlakukannya kembali PTM terbatas pada 4 September 2021 lalu.
Baca Juga: Aneh! PN Cibinong Eksekusi Lahan di Citayam Tanpa Prosedur Hukum, Lantas Pulang Ditolak Warga
Baca Juga: Puan Maharani Geram, Kapan China Memasuki Natuna Utara
Temuan itu berawal ketika salah satu murid dengan gejala Covid-19 di lingkungan asrama, berupa kehilangan dan kehilangan indera penciuman. Meski terdeteksi sebagai sebuah gejala potensi covid, sang anak masih ditempatkan di satu asrama dengan siswa lainnya.
Tak lama setelahnya, Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Barat Harrison mengkonfirmasi terjadinya klaster covid-19 di salah satu tempat perkuliahan di Kabupaten Bengkayang. Hal itu terjadi karena selama perkuliahan tatap muka, mahasiswa tinggal dalam satu asrama.
"Pada 12 September, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat juga melaporkan bahwa berdasarkan hasil tes RT PCR, 139 siswa dari lembaga tersebut dipastikan mengidap covid-19," imbuh WHO.
Baca Juga: Aplikasi Streaming WeTV Luncurkan Little Mom, Inilah Profil Singkat Aktor-aktornya
Baca Juga: Kartanu NU Gratis Diserbu Warga Tanah Merah Jakarta Utara.
Sementara itu, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim baru-baru ini menegaskan bahwa sekolah wajib membuka opsi belajar tatap muka jika vaksinasi Covid-19 terhadap guru telah selesai.
Menurut Nadiem, opsi belajar tatap muka harus segera dilakukan agar pelanggaran tersebut dapat diterapkan dengan penerapan protokol kesehatan baru di pandemi Covid-19.
Selanjutnya, mengutip situs resmi Kemendikbudristek per Kamis (16/9), baru 42 persen atau 115.592 sekolah yang telah menggelar belajar tatap muka terbatas di masa pandemi. Masih ada sekitar 158 ribu sekolah mulai jenjang PAUD hingga menengah yang belum menggelar tatap muka.