Bogor Times - Pancasila adalah falsafah negara Republik Indonesia dan keputusanya sudah final, 1 Oktober di peringati sebagi hari kesaktian Pancasila oleh Presiden Soeharto pada tahun 1965. Penetapan 1 Oktober sebagai Hari Kesaktian Pancasila tidak terlepas dari persistiwa Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia (G 30 S PKI).
Menurut ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr H Haedar Nashir, Muhammdiyah memandang Pancasila adalah dasar filosofi negara, Pancasila menjadi pandangan dunia karena terdapat nilai yang ada dalam sila -sila di dalamnya.
"Pancasila adalah dasar filosofi Negara, bahkan Pancasila menjadi pandangan dunia berdasarkan nilai dari sila - sila di dalamnya, Seperti nilai ke Tuhanan yang maha ESA, nilai Kemanusiaan yang adil dan beradab, nilai persatuan Indonesia, nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dan perwakilan dan nilai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,"ujar Prof Haedar Nashir di Sebuah Acara Ketua Umum Menyapa. Sabtu (01/10/21).
Menurut Dr Haedar, Pancasila tidak berhadapan dengan Agama, karena Agama pandangan hidup, dalam hal Agama terlebih Islam menyangkut Hubungan dengan Allah, Hubungan dengan Manusia, dan Hubungan Alam Semesta. sehingga Posisi pancasila sudah tepat sebagai dasar negara untuk berbangsa dan negara.
Baca Juga: Prakiraan Cuaca Hari Sabtu 2 Oktober 2021 untuk Wilayah Bogor dan Sekitarnya
"Dalam posisi filosofis bagi umat beragama, Pancasila tidak berhadapan dengan agama terlebih Islam karena Agama itu pandangan hidup, menyangkut hubungan dengan Allah,Manusia dan dengan alam semesta. Sehingga posisi pancasila itu tidak lebih dan tidak kurang sebagai dasar negara, sementara di Islam, agama itu mengurus segala macam aspek kehidupan termasuk pancasila di dalam nya,"Ujarnya.
Menurut Haedar Nashir, Pandangan Muhammadiyah Pancasila sudah sejalan,senafas, bahkan sejiwa dengan Islam, tidak ada lagi pertentangan baik Secara filosofis, Ideologis dan teologis. Tidak ada pertentangan dengan Islam.
"Dalam Pandangan Muhammadiyah Pancasila itu sejalan, senafas, dan sejiwa tidak bertentangan dengan Islam dari sila pertama sampai terakhir semuanya ada di dalam islam, maka tidak ada masalah baik secara filosofis,Ideologis bahkan teologis bagi kaum muslim mendudukan filosofis bronslah sebagai dasar negara,"Ujar Haedar.
Baca Juga: Bongkar Serangan Santet Dengan Kopi Hitam, Begini Caranya
Pancasila sebagai falsafah negara adalah keputusan final, Muhammadiyah pun mengilhami dan mendukung adanya Pancasila sebagai ideologi negara dengan melihat kemajemukan demografis negara maritim ini.
Pancasila kemudian menjadi pedoman bagi masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Melalui semboyan Bhinneka Tunggal Ika, diharapkan bisa membawa perdamaian, hidup berdampingan dan berdaulat, bagi bangsa di tengah dinamika kehidupan tanpa adanya diskriminasi.***
Baca Juga: Monumen Lubang Buaya Banyuwangi, Saksi Sejarah 62 Pemuda Ansor Di Bunuh oleh PKI