nasional

Hubungan Korea Utara Terus Selatan Memanas, Diduga Korea Utara Luncurkan Rudal

Rabu, 5 Januari 2022 | 23:47 WIB

Bogor Times- Meskipun sama-sama bernama Korea. Hubungan antara Korea Utara dan Korea Selatan kerap kali pasang surut.

Kali ini, hubungan kedua negara tengah terganggung dengan isue dugaan Korea Utara yang sengaja menembak rudal balistik di pantai timur pada 5 Januari 2022.

Luncuran rudal itu berbarengan dengan agenda Presiden Korea Selatan Moon Jae-in yang menghadiri peletakan batu pertama untuk jalur kereta api saat rudal balistik yang diduga milik Korea Utara diluncurkan.
Baca Juga: Negara Maju Bahas Perang Nuklir, Awal Masa depan Manusia dan Peradaban
Jika benar amat disayangkan, karena saat itu Moon Jae-in mengharapkan adanya perdamaian dengan Korea Utara sebelum masa jabatannya habis.

Adanya peluncuran rudal balistik yang diduga oleh Korea Utara ini menunjukan jika Kim Jong Un mendukung militer untuk menghadapi situasi internasional yang tidak stabil di tengah masalah Korea Selatan dan AS.

Kepala Staf Gabungan Korea Selatan mengatakan rudal balistik Korea Utara diduga ditembakkan sekitar pukul 08:10 (2310 GMT) dari lokasi pedalaman, di pantai timur dan ke laut.
Baca Juga: Wow! Gaji Masinis Perempuan di Arap Saudi Setara Dengan Direktur Rp 30, Juta Per Bulan
Beberapa jam setelah penembakan, Presiden Korea Selatan mengunjungi kota pantai timur Korea Selatan, Goseong, dekat perbatasan dengan Korea Utara.

Presiden Korea Selatan meletakkan batu pertama untuk jalur kereta api baru yang dia sebut 'batu loncatan untuk perdamaian dan keseimbangan regional' di Semenanjung Korea.

Dalam sambutannya pada upacara tersebut, Presiden Korea Selatan mengakui peluncuran rudal balistik itu menimbulkan kekhawatiran akan ketegangan dan keretakan hubungan antar-Korea.
Baca Juga: Karena CInta, Pria Asal Malaysia Jual Aset Beli Ikan Koy 1 miliar
Presiden Korea Selatan kemudian menyerukan agar Korea Utara melakukan upaya yang tulus untuk berdialog.

"Kita tidak boleh menyerah pada harapan agar terus berdialog untuk mengatasi situasi ini secara mendasar," katanya.

Baca Juga: Baby L Masih Kekurangan Baju, Tangis Lesti Kejora Pecah Lihat Tubuh Anaknya Hanya Dililit Kain
Baca Juga: Ombusman 'Plototi' Independensi Susunan Pansel Dewan Komisioner OJK
"Jika kedua Korea bekerja sama dan membangun kepercayaan, maka perdamaian akan tercapai suatu hari nanti," sambungnya.

Namun, sudah sangat jelas peluncuran rudal balistik bersenjata nuklir oleh Korea Utara itu, menyoroti upaya Moon Jae-in untuk menghubungkan kembali kedua Korea dengan kereta api yang dilakukan sejak 2018 lalu.

Akan tetapi, upaya itu tidak membuahkan hasil karena pembicaraan yang bertujuan meyakinkan Korea Utara untuk menyerahkan senjata nuklirnya dengan imbalan pelonggaran sanksi internasional tersendat pada 2019.
Baca Juga: Sakit Hati, Istri Siram Suami Dengan Air Keras
Dewan Keamanan Nasional Korea Selatan pun mengadakan pertemuan darurat, mengungkapkan keprihatinan peluncuran rudal balistik Korea utara.

"Dilakukan pada saat stabilitas internal dan eksternal sangat penting," ujarnya.

Di sisi lain, Menteri pertahanan Jepang mengatakan rudal balistik yang dicurigai telah terbang sekitar 500 km (310 mil).

"Sejak tahun lalu, Korea Utara telah berulang kali meluncurkan rudal, yang sangat disesalkan," kata Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida kepada wartawan.

Resolusi Dewan Keamanan PBB melarang semua uji coba rudal balistik dan nuklir oleh Korea Utara dan telah menjatuhkan sanksi atas program tersebut.

Dalam ringkasan media pemerintah tentang pidato yang diberikan Kim Jong Un menjelang Tahun Baru, pemimpin Korea Utara itu tidak secara khusus menyebutkan rudal atau senjata nuklir, tetapi mengatakan bahwa pertahanan nasional harus didukung.

Pejabat militer Korea Selatan mengatakan selama beberapa minggu, tentara Korea Utara telah melakukan latihan musim dingin.

Uji coba rudal Korea Utara baru-baru ini sering menampilkan peluncuran ganda.

Dalam sebuah laporan bulan lalu, Layanan Penelitian Kongres pemerintah AS menyimpulkan Korea Utara terus memajukan program senjata nuklir dan misilnya meskipun ada sanksi Dewan Keamanan PBB dan upaya diplomatik.


Uji coba rudal balistik dan parade militer baru-baru ini menunjukkan bahwa Korea Utara terus membangun kemampuan perang nuklir yang dirancang untuk menghindari pertahanan rudal balistik regional.


Hanya beberapa jam setelah peluncuran Korea Utara, Jepang mengumumkan menteri luar negeri dan pertahanannya akan mengadakan pembicaraan dengan rekan-rekan AS mereka pada hari Jumat untuk membahas masalah keamanan.

Gedung Putih, Pentagon, dan Departemen Luar Negeri AS tidak segera menanggapi permintaan komentar atas peluncuran hari Rabu.



Pada jumpa pers reguler pada hari Senin, juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price menegaskan kembali keinginan AS untuk berdialog dengan Korea Utara.

Ia mengatakan Washington tidak memiliki niat bermusuhan terhadap Korea Utara dan siap untuk bertemu tanpa prasyarat.

Artikel ini sebelumnya tayang di Zona Jakarta dengan judul "Korea Utara Tembakkan Rudal Balistik, Korea Selatan Harapkan Hal Ini"***

Terkini

Wajib Tau, Penyebab Kemiskinan Pendapat Ulama

Selasa, 8 Oktober 2024 | 10:18 WIB