Bogor Times- Peperangan nuklir tidak akan melahirkan kemenangan. Hanya korban dan ambisi yang menghancurkan dunia.
Itu alasan pertemuan lima negara yang memiliki kekuatan nuklir dunia, belum alam ini (Senin 3 Januari 2022).
Dalam pertemuan itu membahas beberapan poin penting hingga kesimpuan mengenai pencegahan proliferasi senjata nuklir. Mereka bersepakat bahwa perang nuklir bukanlah pilihan.
Baca Juga: Wow1 Gaji Masinis Perempuan Rp 30, Juta Per Bulan
Dalam pernyataan langka yang dikeluarkan bersama, China, Prancis, Rusia, Inggris, dan Amerika Serikat mengatakan bahwa penyebaran lebih lanjut dari senjata semacam itu harus dicegah.
Dalam pernyataan itu juga terucap bahwa perang nuklir tidak dapat dimenangi dan tidak harus terjadi.
Ada juga penegasan bahwa senjata nuklir, selama masih ada, harus digunakan untuk tujuan defensif, mencegah agresi, dan mencegah perang.
Baca Juga: Wow1 Gaji Masinis Perempuan Rp 30, Juta Per Bulan
Prancis menggarisbawahi bahwa lima negara kuat tersebut menegaskan kembali tekad mereka terkait upaya pengendalian senjata nuklir dan perlucutan senjata.
Dalam hal ini, kelima negara akan melanjutkan pendekatan bilateral dan multilateral untuk pengendalian senjata nuklir.
Merespons pernyataan langka soal pencegahan perang nuklir tersebut, Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, menyambut baik.
Baca Juga: Korea Utara Luncurkan Rudal
"Sekjen mengapresiasi pengakuan negara-negara bersenjata nuklir tentang perlunya mematuhi non-proliferasi bilateral dan multilateral, perlucutan senjata, dan kesepakatan serta komitmen pengendalian senjata. Termasuk kewajiban yang mengikat mereka di bawah Pakta Nonproliferasi Senjata Nuklir terkait dengan perlucutan senjata nuklir," kata Dujarric lewat pernyataan seperti dikutip dari Xinhua.
Guterres diberi semangat oleh komitmen bersama tersebut untuk mencegah perang nuklir. Dia pun menantikan informasi lebih lanjut seputar inisiatif masa depan.
”Satu-satunya cara untuk melenyapkan semua risiko nuklir adalah menghancurkan semua senjata nuklir,” kata Guterres.
Baca Juga: Untuk Para Pendaki, Waspada ! Semeru Luncurkan Awan Panas Guguran Capai 5 Ribu Meter
Dia bersedia berkoordinasi dengan negara-negara bersenjata nuklir dan seluruh negara anggota PBB untuk mewujudkan cita-cita tersebut segera mungkin.
Pencapaian
Lima anggota tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (P5) setuju melakukan negosiasi dengan itikad baik tentang langkah-langkah efektif yang berkaitan dengan penghentian perlombaan senjata nuklir, perlucutan senjata nuklir.
Juga, pada perjanjian tentang perlucutan senjata umum, lengkap di bawah kendali internasional yang ketat dan efektif.
Baca Juga: Karena SMS, Suami Gorok Istri Hingga Tewas
Janji bersama itu dikeluarkan menjelang tinjauan terbaru dari Perjanjian Non-proliferasi Senjata Nuklir (NPT).
Sidang tinjauan kesepuluh yang dijadwalkan berlangsung di markas besar PBB di New York bulan ini, ditunda hingga akhir tahun 2022.
Xinhua, mengutip pernyataan Wakil Menteri Luar Negeri Ma Zhaoxu menuliskan bahwa perjanjian bersama akan membantu meningkatkan rasa saling percaya dan menggantikan persaingan di antara negara-negara besar dengan koordinasi dan kerja sama.
Baca Juga: Polisi Tembak Mati Pengedar Sabu Jaringan China
Dalam pernyataan resminya, Kementerian Luar Negeri Rusia berharap bahwa dalam kondisi keamanan internasional yang sulit saat ini, persetujuan pernyataan politik semacam itu akan membantu mengurangi tingkat ketegangan internasional.
Kelima negara pemilik senjata nuklir tersebut dan puluhan negara lainnya sebenarnya terikat NPT, perjanjian internasional yang dirancang untuk mencegah penyebaran senjata nuklir dan teknologi senjata sambil berusaha mencapai perlucutan senjata nuklir sepenuhnya.
Kesepakatan tersebut mendukung hak memanfaatkan tenaga nuklir untuk tujuan damai. Perjanjian itu berlaku pada 1970, setelah dibuka untuk ditandatangani pada 1968.
Baca Juga: Karena SMS, Suami Gorok Istri Hingga Tewas
Secara total, ada 191 negara telah menandatangani perjanjian tersebut, termasuk lima negara senjata nuklir yang diakui.
Menurut Kantor PBB untuk Urusan Perlucutan Senjata, lebih banyak negara telah meratifikasi NPT ketimbang perjanjian pembatasan senjata dan perlucutan senjata lainnya.
Afrika Selatan tetap menjadi satu-satunya negara yang diketahui telah mengembangkan senjata nuklir dan kemudian telah sepenuhnya membongkar persenjataan nuklirnya.
Baca Juga: Dianggap Tidak Siap, Pemuda Kartar Desak Ganti PT. AAM PRIMA ART Sebagai Supllier
Sementara, Korea Utara adalah satu-satunya negara yang menarik diri dari perjanjian itu.***