Bogor Times- Setiap orang tentu memiliki ambisi. Namun alangkah bahayanya jika ambisi itu tak terkawal oleh nurani.
Dikabarkan, partai berkuasa PDIP dinilai tidak bisa menahan ambisi untuk menguasai BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) dengan pernyataan yang diberikan oleh Megawati Soekarnoputri.
Pernyataan tersebut terkait dengan pemberhentian ratusan tenaga honorer yang telah lama bekerja di Lembaga Eijkman.
Baca Juga: Ratusan Pekerja Honorer Dipecat, PDIP Dinilai Tidak Bisa Tahan Ambisi
Ratusan tenaga honorer tersebut diberhentikan dari tugasnya mengingat Lembaga Eijkman saat ini telah dilebur ke BRIN.
Banyak pihak yang mempertanyakan keputusan tersebut mengingat ratusan tenaga honorer itu telah mengabdi tidak hanya setahun atau dua tahun, tetapi dalam waktu yang cukup lama.
Baca Juga: Terjaring KPK, Barisan Muda Golkar Kota Bekasi Usulkan DPP Copot NPAPG Rahmat Effendi
Beberapa waktu yang lalu, ketua PDIP, Megawati Soekarnoputri menilai jika pemberhentian ratusan tenaga honorer tersebut merupakan konsekuensi dari ketentuan yang ada dalam perundang-undangan.
Menanggapi pernyataan Megawati, pengamat politik, Rocky Gerung berujar jika PDIP tidak bisa menahan ambisi untuk memiliki kekuasaan di segala aspek.
"Itu langsung terlihat bahwa ambisi itu enggak bisa mereka tahan," kata Rocky Gerung dikutip Pikiran-Rakyat.com dari YouTube miliknya.
Baca Juga: Adik mendiang Vanessa Angel, Mayang dan Chika Turjun di Dunia Tarik Suara
Selain itu, Rocky Gerung juga mengomentari pernyataan sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto terkait kebijakan mengenai riset yang ada di BRIN.
"Untuk apa seorang sekjen mengomentari kebijakan soal riset, dia 'kan bawahannya ibu Mega, tentu akan memuji ibu Mega. Lucu 'kan akalnya," ujar Rocky Gerung.
Usai ramai peleburan Lembaga Eijkman ke BRIN, muncul istilah better no BRIN than no brain.
Menurut Rocky Gerung, istilah tersebut menunjukkan upaya untuk mengatakan jika brain adalah metodologi dan BRIN adalah ideologi.
"Oleh karena itu brain harus mendahului BRIN," ucap Rocky Gerung.****