Bogor Times- Mencari sang ibu tercinta. Mutia Angelia salah satu keluarga pekerja migran Indonesia asal Cianjur mendatangi Asosiasi Tenaga Kerja Indonesia Raya (Astakira) Pembaharuan Cianjur melapor hilangnya sang ibu selama belasan tahun.
Menurut Mutia, sang ibu bernama Yuli Budiarti berusia 45 tahun merupakan pekerja migran Indonesia yang bekerja di Hongkong.
Ia mengaku hawatir karea hilang kontak dengan sang ibu setelah tujuh bulan kepergian Yuli ke Hongkong di tahun 2005.
Baca Juga: Walhi 'Pelototi' Perubahan Kewenangan Pemanfaatan Ruang di Wilayah Jawa Barat
"Ibu berangkat sejak tahun 2005, melalui perusahaan penyalur tenaga kerja di Jakarta, setelah 7 bulan bekerja tidak pernah memberikan kabar," kata Mutia pada Selasa, 18 Januari 2022.
Mutia mengatakan saat ibunya pergi dia masih berusia empat tahun dan kini usianya 21 tahun.
"Waktu itu, umur saya baru empat tahun, saya tahu dari nenek kalau ibu bekerja di Hongkong," ucapnya.
Baca Juga: Tengok Museum Galeri Bahari Banuraja Bandung Barat
Menurutnya, dia bersama suaminya selalu mencari keberadaan sang ibu yang diketahuinya bekerja sebagai asisten rumah tangga di Hongkong.
Namun, kata Mutia usaha yang dilakukannya selama belasan tahun belum juga mengetahui keberadaannya.
"Kami juga mencoba mencari di media sosial, perusahaan jasa yang memberangkatkan sampai pihak sponsor, namun belum ada titik terang," katanya.
Baca Juga: Sudah 3 Bulan Korban Bencana Alam di GunungSindur Tak Kunjung Mendapat Bantuan Dari Pemda Bogor
Oleh sebab itu, dia dan keluarganya memutuskan untuk meminta bantuan ke Kantor Astakira Pembaharuan Cianjur.
Dia berharap akan mengetahui keberadaan Yuli dan sang ibu dapat dipulangkan ke Cianjur.
Sementara itu, Ketua Astakira Pembaharuan Cianjur, Ali Hildan menerangkan pihaknya telah menerima laporan soal pekerja migran yang hilang kontak belasan tahun.
Baca Juga: Alasan dan Perbedaan Shalat Antar Umat Beragama
Menindaklanjuti laporan tersebut, Ali Hildan mengatakan pihaknya akan berupaya menemukan Yuli.
"Kami akan berupaya untuk menemukan Yuli yang terakhir diketahui bekerja di Hongkong," ucapnya.
Lebih lanjut, Ali Hildan mengaku pihaknya akan berkoordinasi dengan Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Cianjur, Pemerintah Kabupaten Cianjur hingga Kementerian terkait untuk menemukan keberadaan pekerja migran tersebut.
Tak hanya keluarga Yuli, pihak Astakira Pembaharuan Cianjur mengaku mendapatkan laporan yang sama.
Dengan persoalan ini, Ali Hildan berharap adanya koordinasi lintas sektoral hingga kedutaan bisa menemukan titik terang terhadap keberadaan para pekerja migran tersebut.***