Bogor Times - Keberlangsungan UMKM untuk mampu mengadaptasi perkembangan digital di era post normal terus diuji, tak lain karena pesatnya tren di dunia digital yang silih berganti. Dalam hal penyerapan tenaga kerja, UMKM menyerap lebih dari 96 persen dari total 170 juta tenaga kerja di Indonesia.
Kondisi ini mendorong para pemangku kepentingan untuk mampu mendukung kegiatan UMRM di sekitarnya, serta tidak perlu JNE Bogor. Tahun ini JNE Bogor kembali menghadirkan JNE Ngajak Online 2022, perhelatan virtual yang mengumpulkan 167 pegiat UMKM Bogor.
Melalui acara ini, JNE berupaya untuk meningkatkan daya bersaing serta mengembangkan kapasitas UMKM khususnya di bidang pemasaran digital. Sebastian selaku Branch Manager JNE Bogor membuka gelaran ini "Melalui webinar ini, semoga Bogor bisa menjadi kota terdepan agar UMKM serta perekonomiannya lebih maju", ujar Sebastian pada JNE Goll.Aborasi Bisnis Online, Jumat (3/6).
Baca Juga: Sikapi Kasus Brotoseno, INSPIRA Jakarta: Mari Kita Hormati Proses Hukum Yang Sedang Berjalan.
Dari pelaku UMKM, turut hadir Georgian Marcello selaku Owner Handayani Geulis Batik Bogor. K emampuan Georgia untuk mengatasi hal-hal tidak terduga dengan mengadaptasi rencana fleksibel
bertahan dalam masa krisis.
"Penjualan kami dikala pandemi membuat 80 persen. Mengatasi hal itu seiring dengan sosialisasi pemerintah yaitu membeli masker kain, kami memperdagangkan masker kain batik. Tak disangka, produk tersebut diminati masyarakat dan mampu mengembalikan omzet yang sempat menurun, " katanya.
Hadir pula Peppy Megawati sebagai Pemilik Pepari Leather. Peppy kemudian membeberkan beberapa tips
bagi UMKM untuk bermedia sosial, f otografer dan ke studio.
Baca Juga: Bunda Emmerio Kahn Mumtadz: Mamah pulang dulu ke Indonesia
Pegiat bisnis perlu memiliki inovasi misalnya menjadikan admin sebagai model.
Selain itu, Peppy juga menegaskan bahwa informasi tentang produk perlu dideskripsikan dengan jelas di
media sosial agar konsumen mampu menangkap apa kelebihan produk serta timbul rasa yakin untuk membeli populer di media sosial saat ini.
"Selain memanfaatkan Instagram
Reels, kami secara rutin melaksanakan belanja langsung dan produk sehingga penonton
seolah-olah berada di galeri kami" Peppy dan Georgia juga menekuni perdagangan melalui marketplace dan memasarkan produk melalui Google Business agar dapat dicapai oleh pasar yang lebih luas. Bicara tentang keberlangsungan UMKM, hal menarik yang disampaikan oleh Nadia Rahmadani selaku
Financial Fitness Trainer OCBC NISP yang turut hadir sebagai narasumber.
"82 persen bisnis gagal karena ketidak mampuan pemilik mengatur arus kas, " ucapnya.
Baca Juga: Astronot Space Bawa Kopi ke Luar Angkasa Untuk Apa
Untuk mencapai sehat finansial, Nadia menyampaikan hal konkrit yang bisa diterapkan pegiat
UMKM. Diantaranya adalah memisahkan uang pribadi dan keuangan, menulis pemasukan dan pengeluaran baik bisnis atau pribadi, membedakan aset dan utang untuk usaha dan pribadi, dan perencanaan keuangan yang baik.
"Sebagai pemilik, kamu harus punya perencanaan keuangan pribadi yang baik, agar keuangan bisnis kamu juga baik," ujar
Nadia.***