nasional

Muhammadiyah Berbeda dalam Penentuan Awal Idhul Adha, Wagub UU Anggap Biasa-biasa Saja

Rabu, 6 Juli 2022 | 17:35 WIB
Tropong Bulan (Pixabay)

Bogor Times- Perbedaan adalah rahmat. Kalimat bijak dari ulama tersebut memang benar adanya. Kondisi itu terjadi dari perbedaan awal 1443 Hijriah di Indonesia.

Perbedaan itu terjadi antara pemerintah dengan ormas Muhammadiyah.

Kepada media, Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum mengatakan bahwa ada perbedaan pada penetapan Idul Adha 1443 Hijriah.

Baca Juga: Ringkus Para Penimbun Solar, Polda Jabar Apresiasi Kinerja Polres Bogor

Baca Juga: Gp Ansor dan Kemenag Bogor gelar Doa bersama untuk Keselamatan Ibadah Haji

Baca Juga: Izin ACT Dicabut, Karena Pelanggaran Hukum PP

Ia berharap, perbedaan penetapan tanggal Idul Adha 2022 versi Pemerintah dan Muhammadiyah jangan sampai dijadikan alat perpecahan umat muslim di Indonesia.

"Persoalan perbedaan atau furu'iyah ini jangan dijadikan alat, termasuk penetapan Hari Raya Idul Adha," kata Wagub Uu Ruzhanul.

Untuk diketahui, berdasarkan hasil sidang isbat, Kementerian Agama (Kemenag) memutuskan Hari Raya Idul Adha atau 10 Dzulhijjah 1443 Hijriah jatuh pada Minggu, 10 Juli 2022.

Baca Juga: Izin ACT Dicabut, Karena Pelanggaran Hukum PP

Baca Juga: Jangankan Kotak Amal di Masjid, Hajar Aswad di Kakbah pun Pernah Dicuri, 22 Tahun Menghilang

Baca Juga: Wow, Aksi Nekat Emak-emak Trobos Rel Kereta Api

Sementara itu, Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menetapkan 10 Dzulhijjah 1443 H pada Sabtu, 9 Juli 2022. Perhitungan itu berdasarkan hasil perhitungan wujudul hilal oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah.

Wagub Uu menuturkan bahwa perbedaan penetapan Hari Raya Idul Adha di Indonesia pada tahun ini merupakan hal yang sah-sah saja.

"Persoalan itu (Perbedaan,red) hal biasa. Dan saya yakin tidak akan menjadi perpecahan karena semua sudah dewasa dengan menyikapi perbedaan,” tuturnya.

Halaman:

Tags

Terkini

Wajib Tau, Penyebab Kemiskinan Pendapat Ulama

Selasa, 8 Oktober 2024 | 10:18 WIB