nasional

Cara Puasa Sunah Bulan Muharram

Kamis, 28 Juli 2022 | 13:38 WIB
Puasa Muharram (Pixabay.)

Bogor Times- Tuntunan syariat sealu berdasar pada ilmu. Karennya, amal atau perbuatan ibadah tanpa ilmu akan tertolak.

 Bagi yang ingin memaksimal ibadah di bulan Muharram biasanya akan mandi sunah. Berikut ini beberapa tata cara puasa di bulan Muharam: 


Pertama, niat di hati. Niat puasa Muharram, baik secara umum maupun khusus puasa 10 hari awal Muharram, puasa Tasu'a, puasa Asyura, dan puasa 11 Muharram, sebagaimana puasa sunnah lainnya, dapat dilakukan dengan niat puasa mutlak, seperti: “Saya niat puasa” atau dengan cara yang lebih baik seperti berikut:  
الْمُحَرَّمِ لِلّٰهِ تَعَالَى 
 
Nawaitu shaumal Muharrami lilâhi ta'âlâ.

 
Artinya : Saya Niat Puasa Muharram karena Allah Ta'ala. 
 
Niat puasa Tasu'a secara lengkap: 
 صَوْمَ اسُوعَاءَ لِلّٰهِ الَى 


Nawaitu shauma Tâsû'â-a lilâhi ta'âlâ. 
 
Artinya : Saya Niat Puasa Tasu'a Karena Allah Ta'ala.
 
Niat puasa Asyura secara lengkap: 
 
  نَوَيْتُ صَوْمَ اشُورَاءَ لِلّٰهِ تَعَالَى  
 
Nawaitu shauma Âsyûrâ-a lilâhi ta'âlâ.
 
Artinya : Saya Niat Puasa Asyura karena Allah Ta'ala. Selain niat di dalam hati juga disunnahkan mengucapkannya dengan lisan.
 
Seperti halnya puasa sunnah lainnya, niat puasa Muharram dapat dilakukan sejak malam hingga siang hari sebelum matahari terbit), dengan syarat belum melakukan hal-hal yang puasa sejak terbit atau sejak masuk waktu subuh. (Al-Malibari, Fathul Mu'în, juz II, halaman 223). 
 
Kedua, makan sahur. Lebih utama makan sahur dilakukan sebelum masuk waktu subuh sebelum imsak.
 
Ketiga, melaksanakan puasa dengan menahan diri dari segala hal yang dicoba, seperti makan, minum dan semisalnya.  
 
Keempat, lebih menjaga dari hal-hal yang meningkatkan pahala seperti berkata kotor, menggunjing orang, dan segala perbuatan dosa. Rasulullah saw bersabda: 
 
 ائِمٍ لَيْسَ لَهُ امِهِ لَّا الْجُوعِ وَالْعَطَشِ (رواه النسائي ابن اجه )  
 
Artinya : Banyak orang yang istirahat yang tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya kecuali rasa lapar dan kehausan. (HR an-Nasa'i dan Ibnu Majah dari riwayat hadits Abu Hurairah ra). (Abul Fadl al-'Iraqi, al-Mughni 'an Hamlil Asfâr, [Riyad: Maktabah Thabariyyah, 1414 H/1995 M], juz I, halaman 186).
 
Kelima, segera berbuka puasa saat tiba waktu maghrib. (Ibrahim al-Bajuri, Hâsyiyyatul Bâjuri 'alâ Ibnil Qâsim al-Ghazi, [Semarang, Thoha Putra], juz I, halaman 292-294).
 
Dari ulasan di atas bahwa, niat, sahur, menjaga maksiat, serta berbuka ketika waktunya menjadi komponen penting dalam menjalankan puasa, sebagaimana puasa-puasa yang lainnya, karena segala sesuatu harus diawali dengan niat. Dan sahur merupakan aktivitas yang bertujuan agar puasa lebih nyaman dan kuat dalam beribadah selama satu hari penuh.
 
Sedangkan menjaga maksiat juga bisa menjadikan puasa lebih sempurna, karena puasa yang diselingi dengan maksiat, menjadikan puasa tidak mendapatkan apa-apa kecuali rasa lapar dan haus saja. ****

 

Tags

Terkini

Wajib Tau, Penyebab Kemiskinan Pendapat Ulama

Selasa, 8 Oktober 2024 | 10:18 WIB