Bogor Times- Dalam hadis Nabu Muhammad SAW diterangkan secara jelas kriteria orang bakhil atau pelit adalah orang yang enggan bersholawat. Dan ganjaran orang pelit adalah jauh dari syurga dan dekat dengan neraka.
عن الحسين رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم البَخِيْلُ مَن ذُكِرْتُ عِندَهُ فَلَمْ يُصَلِّ عَلَيَّ
Artinya, “Dari sahabat Husein ra, ia berkata, Rasulullah bersabda, ‘Orang bakhil adalah orang yang tidak bershalawat kepadaku ketika namaku disebutkan di dekatnya,’” (HR An-Nasai, Ibnu Hibban, Al-Hakim, dan At-Tirmidzi). Pada riwayat lain, kita dapat menemukan keterangan bahwa orang yang sengaja tidak bershlawat dapat tersesat menuju surga kelak sebagaimana hadits riwayat Imam At-Thabarani berikut ini.
عن
الحسين بن على رضي الله عنهما قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم مَنْ ذُكِرْتُ عِنْدَهُ فَخَطِئَ الصَّلَاةَ عَلَىَّ خَطِئَ طَرِيْقَ الجَنَّةَ رواه الطبراني
Artinya, “Dari sahabat Husein ra bin Ali ra, ia berkata, Rasulullah bersabda, ‘Orang yang sengaja tidak bershalawat kepadaku ketika namaku disebutkan di dekatnya, maka ia sengaja memilih jalan keliru menuju surga,’” (HR At-Thabarani).
Pada riwayat lain, Nabi Muhammad saw orang yang lupa shalawat ketika disebutkan namanya. Orang yang “lupa” berpotensi mengambil jalan yang salah menuju surga.
وفي رواية عن محمد بن الحنفية رضي الله عنهما قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم مَنْ ذُكِرْتُ عِنْدَهُ فَنَسِيَ الصَّلَاةَ عَلَىَّ خَطِئَ طَرِيْقَ الجَنَّةَ
Artinya, “Dari Muhammad bin Hanafiyah ra, ia berkata, Rasulullah bersabda, ‘Orang yang ‘lupa’ tidak bershalawat kepadaku ketika namaku disebutkan di dekatnya, maka ia memilih jalan keliru menuju surga.’” Adapun Imam Ibnu Majah dan At-Thabarani meriwayatkan hadits dengan redaksi yang mirip. Hadits ini menyebutkan, orang yang lupa shalawat dapat menempuh jalan yang salah menuju surga.
عن ابن عباس قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم مَنْ نَسِيَ الصَّلَاةَ عَلَىَّ خَطِئَ طَرِيْقَ الجَنَّةَ رواه ابن ماجه والطبراني
Artinya, “Dari sahabat Ibnu Abbas ra, ia berkata, Rasulullah bersabda, ‘Orang yang ‘lupa’ tidak bershalawat kepadaku ketika namaku disebutkan di dekatnya, maka ia memilih jalan keliru menuju surga,’” (HR Ibnu Majah dan At-Thabarani). Oleh karena itu, meski tidak berkaitan dengan hukum, kita dianjurkan untuk membaca shalawat terutama pada waktu-waktu yang disunnahkan seperti hari Jumat, saat berdoa, dan saat nama Nabi Muhammad saw disebut di hadapan kita. Shalawat nabi dengan beragam redaksinya ini kelak akan menunjuki kita ke jalan yang benar menuju surga. Wallahu a’lam.
Tidak selesai di situ, perintah shalawat untuk Nabi Muhammad saw dapat ditemukan pada Surat Al-Ahzab ayat 56. Shalawat tidak hanya dianjurkan kepada umat Islam. Shalawat nabi juga dilakukan oleh Allah dan para malaikat-Nya.
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
Artinya, "Sungguh Allah dan malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi Muhammad SAW. Wahai orang-orang yang beriman, bacalah shalawat untuk nabi. Ucapkan salam penghormatan kepadanya," (Surat Al Ahzab ayat 56). Anjuran shalawat begitu kuat. Kita dianjurkan untuk membaca shalawat terutama pada hari Jumat. Di luar itu, kita dianjurkan untuk membaca shalawat pada awal dan akhir berdoa. Kita juga dianjurkan untuk bershalawat ketika nama Nabi Muhammad saw disebutkan di depan kita sehingga Nabi pernah menyebut bakhil bagi orang yang tidak menyebut namanya.***