Bogor Times- Masyarakat menjerit dengan harga kebutuhan yang meroket. Ditambah lagi,beberapa daerah alami kelangkaan barang kebutuhan pokok.
Karena itulah, Presiden Joko Widodo (Jokowi) keluhkan harga pangan yang terus alami kenaikan harga.
Jokowi mengatakan, di Asia, Afrika, atau Eropa yang menggunakan gandum sebagai bahan pokok akan berada di posisi yang sulit.
Baca Juga: Enggan Bersholawat Pada Nabi Muhammad SAW, Neraka Ganjaranny
Baca Juga: Pemerintah RI Ajak Masyarakat Upacara Bersama di Hari Kemerdekaan, Simak Caranya
Baca Juga: Mayat Mesterius Dalam Karung Terungkap, Pelaku Adalah Sang-Pujaan Hati
"Sudah harganya mahal, barangnya tidak ada. Kenapa barangnya tidak ada? Kenapa gandumnya tidak ada?" ujar Jokowi dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Antara.
Tak hanya itu, diprediksi sekitar 6 bulan ada 800 juta orang yang akan mengalami kelaparan dan kekurangan makanan.
"Dan mungkin enam bulan lagi bisa 800 juta orang akan kelaparan dan kekurangan makan akut karena tidak ada yang dimakan," tutur Jokowi.
Baca Juga: Kebid'ahan Ilmu Tajwid, Tidak Ada di Zaman Nabi
Baca Juga: Ulama KH Ahmad Muhammad Siddieq Hasan atau Gus Siddieq Tutup Usia
Baca Juga: Ikan Lele, Sapi, Ayam dan Pemakan TInja Makruh, SImak Pendapat Ulama
Di sisi lain, Jokowi mengingatkan masyarakat Indonesia untuk bersyukur karena pemerintah masih memberikan subsidi BBM.
Saat ini Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite di Indonesia masih Rp7.650. Padahal di sejumlah negara lain harga BBM sudah mencapai Rp32.000.
Dari yang awalnya berada di angka Rp170-an triliun, saat ini sudah mencapai Rp502 triliun. Menurutnya, negara mana pun tidak akan kuat menanggung beban subsidi itu.
"Negara mana pun nggak akan kuat menyangga subsidi sebesar itu," kata Jokowi.***